BANDUNG, ANETRY.NET – Seorang oknum pengajar di salah satu lembaga pendidikan di Kota Bandung dilaporkan sejumlah orang tua siswa ke Polda Jawa Barat. Hal itu sekaitan dugaan penggelapan uang. Uang yang diduga digelapkan itu mencapai hingga Rp5 miliar.
Salah seorang orang tua siswa Rosi
mengaku telah menyetorkan uang Rp400 juta pelaku untuk dana pendidikan anaknya
di Tiongkok. Namun, uang tersebut tidak digunakan untuk keperluan anaknya yang
tengah sekolah di Tiongkok.
"Melaporkan dugaan penyalahgunaan
dana pendidikan, karena kita pertama diajak untuk program sekolah di China.
Kita ini sistemnya deposit, kita simpan uang di terduga nanti keperluan anak kita
diurus semua, tapi ternyata uang kita oleh terduga ini diselewengkan,"
ucap Rosi didampingi korban-korban lainnya di Mapolda Jabar, Kamis (13/7).
Setelah menanyakan kepada oknum pengajar
tersebut, kata Rosi, uang miliknya tersebut digunakan untuk keperluan
siswa-siswa lainnya yang sudah bersekolah di Taiwan. Bahkan, oknum pengajar itu
telah menggunakan dana miliknya dan korban lainnya untuk membayar pinjaman dan
judi bola.
Rosi mengaku tertarik mengikuti program
yang ditawarkan pelaku karena melihat banyak siswa-siswa yang dikirim ke
Tiongkok agar mudah berkuliah di sana. Bahkan salah satu saudaranya
memberangkatkan anaknya melalui program dari pelaku.
"Karena ada saudara saya sudah ada
ikut program dia (pelaku) dengan iming-iming agen ini bisa mengurus anak-anak
kita, menjamin keamanan ya selama di sana, termasuk persiapan anak kita untuk
sekolah, mulai dari bahasa dan pelajarannya agar bisa mengikuti standar di
sana," jelas dia.
Salah seorang korban lainnya Thomas
mengaku terdapat 50 orang yang menjadi korban dariaksi pelaku. Dia mengatakan
kasus tersebut mulai terungkap sejak Mei lalu. Thomas mengaku ada korban yang
dijanjikan berangkat namun batal. Program yang ditawarkan oknum pengajar itu
yaitu pendidikan ke Tiongkok dan studi tour.
"Harusnya anak kita itu masuk SMA
di daerah Hangzhou China supaya kalau kita mau lanjut ke Universitas bisa lebih
mudah," kata dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa
Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengaku belum menerima laporan pengaduan tersebut.
"Belum ada infonya," katanya. (medcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.