Luwu, Anetry.Net – Komisi V DPR RI minta pemerintah memperbanyak fasilitas jembatan yang layak untuk mendukung aktivitas masyarakat, terutama bagi anak-anak yang kesulitan akses bersekolah.
Siswa SD di Kabupaten
Luwu, Sulawesi Selatan menyeberangi sungai pakai gabus demi ke sekolah. Foto:
Tangkapan layar
Hal itu menyusul kejadian siswa sekolah
di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berangkat sekolah
bertaruh nyawa dengan menyeberang sungai menggunakan rakit gabus. Wakil Ketua
Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan salah satu aspek penting
dalam memastikan pemberian pendidikan yang layak adalah melalui pembangunan
infrastruktur yang memadai.
"Infrastruktur pendidikan yang
memadai bukan hanya merupakan kewajiban moral Pemerintah, tetapi juga merupakan
investasi yang strategis untuk masa depan bangsa," ujar Iwan dalam rilisnya,
Selasa (13/6).
Seperti diketahui, siswa SDN 478 Barowa,
Kabupaten Luwu, Sulsel harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit
yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan
rusak diterjang banjir.
Kejadian tersebut, menurut Iwan,
merupakan salah satu contoh ketidakpekaan Pemerintah dalam memberikan akses
infrastruktur yang layak bagi calon penerus bangsa.
"Anak-anak yang ingin merasakan
dunia pendidikan harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke sekolah.
Kondisi jalanan yang mereka lalui berat, belum lagi harus menyeberangi sungai
dengan moda transportasi yang tidak aman," ungkap Legislator Dapil Sulsel
II tersebut.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai
Gerindra ini menambahkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan
pendidikan yang layak bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi,
etnisitas, atau geografis.
"Jika menjangkau sekolahnya saja
sudah sulit, bagaimana literasi mereka dapat meningkat?" tegas Iwan.
Oleh sebab itu, Iwan meminta Pemerintah
memberikan solusi jangka pendek yang penting untuk memberikan akses bagi siswa
SDN 478 Barowa bisa bersekolah dengan aman dan nyaman.
"Anggaran sudah ada. Tapi karena
memang anggaran terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan, paling tidak
berikan solusi sementara untuk jangka pendek, seperti jembatan gantung dulu.
Ini berlaku untuk daerah seluruh Indonesia, terutama yang ada di
pelosok-pelosok," paparnya.
Iwan menyebut, kejadian seperti di
Kabupaten Luwu tersebut banyak juga ditemukan di daerah lain, termasuk di
beberapa wilayah di Sulsel. Untuk itu, Pemerintah diminta memberi perhatian
lebih.
"Kejadian seperti di Luwu itu
sebenarnya banyak terjadi. Di Sulsel juga banyak banget. Bahkan di Jawa Barat
yang dekat dengan ibukota negara juga banyak. Banyak wilayah-wilayah tertentu
sebenarnya dapat dijangkau dalam waktu 5 menit tapi menjadi 40 menit karena
faktor tidak ada jembatan," tandasnya.
Lebih lanjut Iwan menuturkan, selain
untuk kepentingan anak bersekolah, pembangunan jembatan juga penting sebagai
akses dari satu desa ke desa lainnya.
"Dengan adanya jembatan yang
memadai, masyarakat dapat dengan mudah mengakses pasar, fasilitas kesehatan,
dan tempat kerja di desa sebelah. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi
dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk di sekitar desa," tutur
Iwan.
Komisi V DPR yang membidangi urusan
infrastruktur dan transportasi itu juga menekankan bahwa pembangunan jembatan
tidak hanya sebatas membangun struktur fisik semata. Iwan mengatakan,
Pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti keberlanjutan,
perawatan, dan keamanan dalam perencanaan dan implementasi proyek jembatan.
"Penggunaan teknologi yang tepat,
pemeliharaan rutin, serta pemantauan yang baik diperlukan untuk memastikan
keandalan dan keselamatan jembatan," tutupnya. (dpr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.