Denpasar, Anetry.Net - Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menekan angka anak penderita kurang gizi dan lebih gizi melalui berbagai kegiatan.
Salah
satu yang diluncurkan Kementerian
Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek)yaitu
Kampanye Sekolah Sehat (KSS).
Kegiatan
tersebut diselenggarakan dalam bentuk Seminar Sekolah Sehat untuk guru
dan orang tua peserta didik PAUD, SD, SMP, dan SLB di Provinsi Bali
dengan tema Gizi Baikku Cermin Masa Depanku, pada Selasa (6/6).
Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, mengatakan melalui kegiatan seminar ini
diharapkan semakin banyak satuan pendidikan yang mengimplementasikan Sekolah
Sehat, sehingga dapat mengedukasi warga sekolah dan masyarakat tentang
pentingnya Sehat Fisik, Sehat Bergizi, dan Sehat Imunisasi.
“Usia prasekolah adalah usia emas di mana perkembangan fisik dan
psikologisnya sangat pesat. Oleh karena itu kebutuhan gizinya harus terpenuhi
secara seimbang sehingga anak berada dalam status gizi baik,” tutur Muhammad
Hasbi dalam Seminar Sekolah Sehat di Kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPMP) Provinsi Bali.
Hadir sebagai narasumber utama pada seminar ini, Ni Nengah Ariati, pengajar
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar. Ni Nengah menjelaskan, ada berbagai
faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan gizi pada anak-anak,
diantaranya ibu hamil dan ibu menyusui yang makannya terlalu sedikit kalori,
protein, dan mikronutrien. “Faktor lainnya, ibu hamil dan menyusui ketika
sakit infeksi tidak berobat. Misalnya sakit IMS, TBC, dan Hepatitis,” tutur
Ni Nengah.
Tidak hanya itu, kata Ni Nengah, faktor selanjutnya adalah ibu tidak punya
waktu cukup untuk istirahat, sehingga tidak cukup waktu untuk merawat bayinya. “Bayi
baru lahir tidak diberi kolostrum, dan bayi umur 0-6 tidak dapat ASI
eksklusif,” ujarnya.
Setelah bayi umur 6 bulan, bayi tidak diberi makanan pendamping ASI, kemudian
anak makan terlalu sedikit dan kurang kalori. Ditambah lagi dengan makanan
kurang bersih tercemar bakteri atau parasit. ”Faktor-faktor inilah yang
membentuk adanya permasalahan gizi pada anak,” ujar Ni Nengah Ariati.
Sementara itu, narasumber lainnya, Retno Wulandari selaku PIC Project Manajemen
Office PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (PMO PDM) 11 Gerakan Sekolah
Sehat mengatakan, Kampanye Sekolah Sehat merupakan upaya pemerintah yang
dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus untuk mengajak, mendorong, dan
meyakinkan seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya penerapan Sekolah
Sehat guna mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter.
Retno juga mengatakan, KSS berfokus pada 3S yaitu Sehat Fisik, Sehat Bergizi,
dan Sehat Imunisasi. Sehat bergizi, kata Retno, meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan
bergizi.
“Sehat fisik meningkatkan kualitas kesehatan fisik seluruh ekosistem atau
warga sekolah/satuan pendidikan. Sedangkan sehat imunisasi adalah meningkatkan
capaian imunisasi peserta didik untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap,”
ujar Retno.
Sementara itu, lanjut Retno, strategi implementasi Kampanye Sekolah Sehat yang
dilakukan oleh pemerintah pusat adalah penguatan regulasi, optimalisasi peran
tim pembina UKS dan Pengawas Sekolah, sosialisasi, publikasi dan advokasi, kerja
sama atau kemitraan, integrasi data status imunisasi peserta didik dalam
DAPODIK, pembinaan dan pendampingan ke satuan pendidikan.
Kemudian advokasi terhadap pemerintah daerah oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kemendikbudristek, advokasi terhadap sekolah yang dilakukan oleh UPT dan Pemda
seperti Dinas Pendidikan, dan Perangkat Daerah terkait.
Berbagai kegiatan KSS sudah dilakukan oleh pemerintah pusat dan mendapat
dukungan Ibu Negara dan OASE KIM. Melalui tiga Fokus Sehat dalam KSS
disinergikan ke dalam tema kegiatan OASE Bidang 1 yakni Pengasuhan dan
Pendidikan Karakter dalam setiap kegiatan kunjungan kerja Ibu Negara dan OASE
KIM.
Salah satu peserta seminar, Kepala Sekolah SLB, Agung Dwi Putra mengatakan
seminar ini sangat penting untuk sekolah khususnya kebijakan KSS. “Seminar
tersebut membahas tentang program sekolah sehat di satuan pendidikan terutama
terkait gizi anak-anak, sehingga sekolah dapat merancang program perbaikan gizi
peserta didik agar jadi anak yang sehat dan berkarakter,” ucapnya.
Salah satu orang tua murid TK Al-Banan, Muna, yang juga hadir pada seminar ini
mengatakan melalui seminar ini, ia baru mengetahui jika anak yang aktif adalah
anak yang sehat.
“Ke depan saya tidak akan menyalahkan anak lagi kalau
geraknya banyak, ternyata itu salah satu ciri anak kita itu baik-baik, anak
kita sehat. Saya juga akan tetap menjaga pola makan hidup sehat anak saya agar
tetap sehat,” tuturnya.
source:
Kemendikbud editor: redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.