Jakarta, Anetry.Net – Tak mau asal mengajar, setiap guru di Taman Kanak-Kanak Cikal Cahaya diwajibkan untuk mengetahui karakteristik masing-masing siswanya sebelum memulai tahun ajaran baru.
Kunjungan Kemdikbudristek ke TK Cikal
Cahaya, kabupaten Bogor. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Sekolah ini juga menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri
khas dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Riyanti Vitriyana, Kepala Sekolah
TK Cikal Cahaya mengatakan, guru-guru di sekolahnya memang harus mengenal
dengan benar karakteristik peserta didiknya. Sekolah dan setiap guru harus
mampu melihat minat, bakat, maupun keunikan calon peserta didik melalui proses
asesmen.
Sebab bagi sekolah yang menerapkan
Implementasi Kurikulum Merdeka ini, dengan mempelajari karakter peserta didik,
maka guru juga dapat menemukan cara belajar dan mengajar yang tepat.
"Jadi meski materi pelajarannya
sama, tapi teknik dan gaya belajar setiap anak bisa berbeda," kata Riyanti
seperti dilansir Medcom.id di TK Cikal Cahaya, Senin lalu.
Dalam asesmen, sekolah dapat melihat
karakteristik dan menganalisis kebutuhan setiap anak untuk dikembangkan lebih
lanjut potensinya. Misalnya untuk anak kinestetis, kebutuhan mereka bergerak
sangat tinggi.
Maka guru akan menyediakan
waktu tersendiri untuk siswa bergerak sebelum memulai materi. "Kami buat
kesepakatan berapa hitungan mereka mau bermain misalnya 10 hitungan. Setelah
selesai, mereka kembali duduk tertib untuk belajar,” kata Riyanti.
Dalam kasus lain, pelajaran sains
misalnya, anak yang memiliki bakat seni diberi kebebasan untuk mencampur warna.
Lalu bagi anak yang berbakat secara kinestetis akan diajak untuk memahami
konsep pembelajaran melalui gerak tubuh yang melibatkan anak didik.
“Saat belajar seni, kami berikan mereka
media kosong, untuk mereka gambar sesuai dengan imajinasi mereka masing-masing.
Misalnya guru mengarahkan anak-anak untuk menggambar kendaraan, kemudian
anak-anak bebas menggambar kendaraan yang disukainya,” jelasnya
Tidak hanya kertas, Riyanti juga
mengenalkan peserta didiknya dengan bahan lain seperti plastisin, kardus, dan
lainnya yang aman bagi anak. Implementasi Kurikulum Merdeka juga
dirasakan Riyanti sangat bermanfaat bagi siswa juga guru. Salah satunya
pembelajaran dirasakan lebih fleksibel dan menarik bagi siswa. (*)
Source: medcom editor: redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.