Karanganyar, Anetry.Net – Saniyah berbulan-bulan berkutat dengan kehidupan sebagai buruh garmen. Tiap hari, perempuan berusia 20 tahun itu mesti berangkat kerja pagi dan pulang saat petang.
Saniyah tak mau punya kehidupan yang
begitu-begitu saja. Hingga akhirnya dia memutuskan resign dan membuka usaha
jahit sendiri. “Saya tidak ingin bergantung jadi buruh garmen. Saya pun ingin
membuka usaha,” tutur Saniyah dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, beberapa
hari lalu.
Saniyah bercerita tidak mungkin bisa
mewujudkan impiannya membuka usaha bila tidak mengikuti program Pendidikan
Kecakapan Wirausaha (PKW). Dia mengetahui program PKW Platinum 2022
setelah melihat brosur yang ia temukan saat pulang kerja. Ia pun fokus ikut
pelatihan tata busana pengantin level 3 di Lembaga Kursus dan Pelatihan
(LKP) Ismia Karanganyar.
“Saya lulusan SMKN 4 Surakarta Jurusan
Tata Busana. Jadi, saya sudah mengetahui keterampilan menjahit. Kebetulan LKP
Ismia mengadakan pelatihan busana pengantin. Saya semakin tertarik mengikutinya,”
cerita Saniyah.
Dengan bekal itu, dia mendaftar program
PKW dan akhirnya lulus seleksi. Dalam waktu tiga bulan pembelajaran, Saniyah
manfaatkan momen tersebut dengan sungguh-sungguh. Lewat program PKW,
Saniyah dapat mewujudkan impiannya satu persatu. Selain punya brand sendiri,
kini penghasilannya 10 kali lipat dari saat menjadi buruh garmen.
Setelah program PKW yang ia ikuti
selesai, Saniyah diberikan kesempatan membuka brand fashion-nya sendiri, yaitu
Hanni Boutique (hanniboutique20). Di usahanya tersebut, ia menjual baju anak
dan baju wanita rumahan.
“Targetnya kan mama muda. Rata-rata
daerah sini banyak yang mencari baju anak,” ungkap Saniyah menceritakan
asal-usul bisnisnya.
Saniyah juga mengembangkan usahanya
dengan menjual kerudung pasmina berkualitas premium. “Saya melihat potensi
pasar yang kini condong ke fashion muslim. Maka dari itu, saya pun menjual
pasmina,” tuturnya.
Pasmina yang dijualnya berbahan dasar
silk dengan berbagai warna. Dalam satu kali masa penjualan, pasmina buatan
Saniyah habis terjual via online sebanyak 300 pcs. Saat ini, ia sedang
memproduksi untuk penjualan ketiga. “Pasmina dijual dua minggu lalu, saat ini stoknya
sudah habis,” tutur Saniyah.
Saniyah juga membuka brand Sanway
Boutique khusus menjual gamis. Berbeda dengan Hanni Boutique yang ready stock,
penjualan gamis di Sanway Boutique bersistem open pre-order (open PO). Pembeli
dapat memesan terlebih dahulu model yang diinginkan, barulah gamis yang dipesan
akan dibuatkan.
Dari kedua bisnisnya tersebut, Saniyah
mendapatkan omzet lebih dari Rp20 juta. Dengan modal alat jahit, kain yang
diberikan dari program PKW ditambah dengan modal tambahan, Saniyah merasakan
benefitnya. Saniyah memanfaatkan marketplace untuk menjual hasil jahitannya. Dia
juga dibantu dua tim produksi. (Kemdikbud/Medcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.