Jakarta, Anetry.Net – BRIN menyelenggarakan kegiatan Public Lecture seri 2 yang mengusung tema Penelitian Bidang Linguistik Sistemik Fungsional (LSF).
Kepala Organisasi Riset Arkeologi,
Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) Herry Jogaswara menilai, LSF masih terhitung
baru berkembang di Indonesia. Sehingga, dia berharap penelitian tersebut
sangat potensial bagi periset di bawah koordinasinya.
Pihaknya ingin memperkuat konsep dan
metodologi di dalam penelitian. Setiap periset diharapkan bisa memperoleh
temuan-temuan yang relatif baru, serta pengetahuan-pengetahuan baru.
"Walaupun kita semua tahu, tidak
mudah untuk masuk ke wilayah riset dasar. Setiap periset harus memperkuat
pengetahuan dengan memperbanyak referensi bacaan, aktif menulis, sehingga ia
bisa mengembangkan ilmunya dengan berbagai informasi baru yang ia
tuliskan," jelas Herry dikutip dari laman brin.go.id, Jumat kemarin.
Herry menilai public lecture menjadi
salah satu cara recharging berbagai pengetahuan terhadap satu topik untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat akademis. Sehingga, forum tersebut
bisa dijadikan sarana menimba sesuatu yang baru.
Kepala Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan
Komunitas (PR BSK) Ade Mulyanah mengatakan, kuliah umum tersebut merupakan
rangkaian kegiatan yang diusung oleh Kelompok Riset Bahasa dan Hukum pada pusat
risetnya. Dia menyebut pertemuan untuk mendapatkan pencerahan terkait riset
yang akan ditampilkan menggunakan LSF.
Katanya, teori LSF yang dicetuskan
Halliday tentang pandangannya terhadap bahasa sebagai fenomena sosial, yaitu
bahasa yang cenderung sebagai alat berbuat atau doing. "Tentunya ini
menyatakan bahwa sistemik tersebut merupakan pendekatan semantik, fungsional
terhadap bahasa," paparnya.
Ade juga menginformasikan kegiatan
visiting researcher potensial untuk mendukungnya. Sebab, visiting researcher
ini merupakan program pengembangan kapasitas SDM berbasis mobilitas periset
melalui kolaborasi penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi di BRIN bagi profesor (dalam dan luar negeri) atau
periset ahli di perguruan tinggi.
Tujuannya, meningkatkan kompetensi SDM
periset sehingga berkontribusi meningkatkan iklim riset dan inovasi nasional
melalui peningkatan jumlah publikasi pada jurnal ilmiah bereputasi tinggi,
produk inovatif, dan terjalinnya kerja sama riset nasional maupun internasional.
Kuliah umum dihadiri peserta dari
berbagai pihak, seperti peneliti, guru, dosen, dan mahasiswa. Mereka ingin
belajar pengenalan penelitian menggunakan LSF dengan narasumbernya. (medcom/pict: net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.