Jakarta, Anetry.Net – Kemdikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk
meluruskan miskonsepsi di tengah masyarakat tentang kemampuan baca, tulis,
hitung (calistung) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan dasar
kelas awal.
Selain itu, kebijakan ini ditujukan
untuk mendorong kesadaran bersama akan pentingnya membangun kemampuan fondasi
pada anak secara bertahap, agar manfaat baik dari pembelajaran tercapai.
Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemdikbudristek,
Muhammad Hasbi, mengungkapkan bahwa dalam gerakan Merdeka Belajar Episode ke-24
terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dapat tercapai di tahun ajaran
baru.
Target tersebut yaitu menghilangkan tes
calistung dalam masa penerimaan siswa baru, menerapkan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS), serta berharap satuan PAUD dan SD dapat menerapkan
sistem pembelajaran yang menyenangkan untuk membangun kemampuan fondasi.
“Guru diharapkan dapat melakukan
strategi pembelajaran yang aktif, eksploratif, interaksi positif, dan
menyenangkan. Selain itu juga tidak menerapkan asesmen baik itu lisan atau
tertulis untuk menghindari stress yang berlebihan pada anak, dan melaporkan
perkembangan anak kepada orang tua atau wali sehingga tercipta komunikasi
antara sekolah dengan keluarga,” ujar Muhammad Hasbi.
Hal itu ia sampaikan dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar yang ditayangkan secara
langsung melalui kanal YouTube Kemendikbud RI beberapa hari lalu.
Pada kesempatan yang
sama, Kepala SD Prof. Dr. Moestopo,Bandung, Masniari P.
Pakpahan mengatakan, penerapan praktik baik yang dilakukan oleh guru kepada siswa
diharapkan menghasilkan anak-anak yang tumbuh dengan percaya diri dan memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi.
Ia turut menyampaikan dukungannya pada
gerakan ini termasuk mengenai kebijakan untuk tidak memberlakukan tes calistung
dalam penerimaan peserta didik baru.
“Sejak didirikan oleh Lailah Moestopo,
SD Prof. Dr. Moestopo tidak memberlakukan tes calistung dalam penerimaan
peserta didik baru. Sekolah kami lebih menekankan pendidikan yang sesuai dengan
usia perkembangan anak yaitu sikap atau attitude,
pengetahuan, keterampilan,” ujar Masniari. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.