Yogyakarta, Anetry.Net – Tentang cara menentukan waktu awal Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah menggunakan metode hisab wujudul hilal, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir ditopang tiga alasan untuk metode hisab.
Hal itu disampaikan oleh Haedar Nashir
pada, Selasa (18/4) lalu dalam acara Media Gathering PP Muhammadiyah menjelang
Hari Raya Idulfitri 1444 H yang jatuh pada Jumat 21 April 2023 di Kantor PP
Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.
Penggunaan metode hisab hakiki wujudul
hilal, kata Haedar, secara praksis untuk menjawab keresahan umat tentang
penentuan waktu-waktu penting ibadah umat Islam, yang berkorelasi dengan
penjadwalan untuk aktivitas lain di luar ibadah khusus.
Oleh karena itu Muhammadiyah sampai saat
ini terus mendorong segera direalisasikan kalender Islam global, diharapkan
melalui kesepakatan waktu dalam kalender tersebut, keresahan-keresahan yang dihadapi
umat Islam sekarang tidak terjadi kembali.
Terkait dengan metode hisab hakiki
wujudul hilal, Haedar mengatakan metode ini ditopang tiga hal yang kokoh, yakni
landasan atau pilar teologis, sains, dan praktis untuk memudahkan umat dalam
menentukan agenda-agenda penting lainnya.
Tiga alasan yang menopang itu, pertama landasan teologis atau keagamaan
berasal dari Al Qur’an maupun Hadis. Dalam Al Qur’an, tidak sedikit surat yang
menerangkan tentang metode hisab untuk menentukan waktu, termasuk Hadis Nabi
Muhammad SAW.
Alasan kedua adalah sains, bahwa Agama Islam merupakan agama
yang cinta pada ilmu. Wujud yang dipahami oleh Muhammadiyah sebagaimana konsep
wujud itu, yaitu prinsip keberadaan. Hilal sebagai benda langit sangat bisa
diamati melalui alat hasil atau produk ilmu pengetahuan.
“Bagi kami tidak bisa melihat dan tidak
bisa tampak di hadapan kita belum tentu hilal itu tidak ada. Bagi kami
konsepnya jauh lebih kuat jika konsepnya wujud atau ada,” ungkapnya.
Alasan ketiga adalah praksis atau kemudahan, disebutkan bahwa
dalam beragama Allah SWT menghendaki kemudahan bukan kesusahan. Kemudahan yang
dimaksud oleh Muhammadiyah bukan yang pragmatis, tetapi kemudahan yang
diberikan oleh agama.
“Muhammadiyah memandang kemudahannya
banyak dari metode hisab itu.” Tutur Haedar.
Salah satu kemudahan yang didapatkan
dari penggunaan metode hisab hakiki wujudul hilal, imbuh Haedar, umat akan
lebih mudah menentukan rencana, karena penentuan waktu-waktu penting bagi umat
Islam.
“Dengan hisab kita akan bisa menghitung
50 sampai 100 tahun ke depan. Tapi kalau misalkan tunggu besok satu min H,
itukan susah. Dan seperti hidup kita sehari-hari dalam bertransaksi dengan
kalender yang kemudian menjadi pasti,” ungkap Haedar. (sumber: muhammadiyah.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.