Penerapan Gerakan Transisi PAUD ke SD, Ini Praktik Baiknya - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Kamis, 30 Maret 2023

Penerapan Gerakan Transisi PAUD ke SD, Ini Praktik Baiknya


Jakarta
, Anetry.Net
Guna memperdalam konsep gerakan transisi PAUD ke SD, acara peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-24 turut menghadirkan beberapa praktisi pendidikan.

 

Mereka adalah Muhammad Yasin Damang, Guru SD Inpres Purwodadi; Neli Purwani, Guru TK Darul Amin; dan Sitti, Pengawas TK, Kabupaten Buru. Pada kesempatan itu, mereka berbagi praktik baik seputar penerapan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

 

Mengawali perbincangan, Muhammad Yasin Damang, Guru SD Inpres Purwodadi, kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat dan Neli Purwani, Guru TK Darul Amin, Kabupaten Seruyan,  Kalimantan Tengah, menyampaikan kondisi yang umum terjadi di lapangan.

 

Hal itu seperti adanya tes calistung yang diterapkan satuan pendidikan sebagai bagian dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sebagian guru maupun orang tua menganggap kemampuan calistung adalah hal yang wajib sehingga banyak orang tua yang memberikan les tambahan kepada anak usia PAUD sebagai persiapan sebelum masuk ke jenjang SD.


Kebijakan transisi PAUD – SD mengatur tiga target perubahan mulai tahun ajaran baru, yaitu: 1) tidak ada tes calistung saat PPDB; 2) menerapkan masa perkenalan untuk peserta didik baru sehingga lebih mudah beradaptasi; serta merancang kegiatan pembelajaran  yang dapat memberikan informasi tentang kebutuhan anak sesuai dengan rambu-rambu asesmen awal  yang ada di alat bantu pembelajaran pada dua minggu pertama di awal tahun ajaran baru; serta 3) merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, membangun kemampuan fondasi, dan tidak ada tes.

 

Muhammad Yasin merancang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam bentuk permainan atau kegiatan yang menyenangkan untuk menjembatani persiapan masa transisi siswa sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka.

 

“Supaya mereka tidak terlalu jauh dalam beradaptasi,” ungkapnya.

 

Sementara itu Neli Purwani menyampaikan, dalam menciptakan masa transisi PAUD – SD yang lebih baik, sekolahnya melakukan temu konsultasi dengan melibatkan guru PAUD, guru SD kelas awal dan orang tua untuk mendudukkan pemahaman yang sama tentang kebijakan ini dan mengatasi adanya miskonsepsi.

 

“Di sana, dijelaskan bahwa tidak ada tuntutan untuk menguasai calistung ketika anak masuk SD. Kemudian, ada kunjungan dari PAUD ke SD terdekat untuk meninjau langsung kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, anak-anak PAUD akan lebih siap memasuki lingkungan belajar di SD,” ujarnya.  

 

Lebih lanjut, Neli menilai kebijakan ini menjadi titik terang atau solusi atas miskonsepsi yang selama ini terjadi. Ia mengajak para guru di seluruh Indonesia untuk menyukseskan gerakan transisi PAUD - SD yang menyenangkan guna mengantarkan anak-anak PAUD ke jenjang pendidikan dasar dengan lebih bahagia.  

 

Besarnya manfaat dari kebijakan ini juga dirasakan oleh Sitti N Sitania, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Dengan adanya kebijakan dan gerakan ini menurut Sitti memungkinkan anak-anak yang tidak pernah masuk PAUD, untuk tetap mendapat pembinaan yang meliputi kemampuan fondasi secara holistik.

 

Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi dengan guru PAUD, SD, dan orang tua karena Sitti meyakini suksesnya kebijakan ini menjadi tanggung jawab seluruh elemen pendidikan. “Semuanya merespons baik,” tekannya.

 

Pada kesempatan ini, Sitti mengimbau agar semakin banyak daerah yang membentuk forum komunikasi (forkom) di tingkat kecamatan untuk mempermudah akses pendidikan sehingga lebih terjangkau. “(Sangat penting) agar anak-anak menjalani pembelajaran dengan rasa bahagia sehingga pembelajaran menjadi pengalaman yang menyenangkan,” ucap Sitti. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad