Jakarta, Anetry.Net – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menghadiri puncak Konferensi Pendidik CS50x dari Universitas Harvard di Jakarta Intercultural School, Jakarta, Kamis lalu.
Konferensi Pendidik CS50 bertujuan
memberdayakan guru lokal dengan perangkat dan keahlian yang diperlukan untuk
mengintegrasikan materi pelajaran CS50x ke dalam kelas atau Kurikulum Merdeka.
Dalam acara ini, Mendikbudristek memandu diskusi bersama pembicara utama, David
J. Malan, Gordon McKay Professor dalam the Practice of Computer Science.
Pada kesempatan itu Nadiem juga berbagi mengenai Kurikulum Merdeka dan teknologi pendidikan. Ia mengatakan,
saat ini Kemendikbudristek tengah menggulirkan Kurikulum Merdeka dan salah satu
metode pembelajarannya adalah pembelajaran berbasis projek (project based learning).
“Guru dan kepala sekolah dapat
memutuskan untuk memilih salah satu dari berbagai tema dalam pembelajaran
berbasis projek ini, antara lain teknologi digital dalam pendidikan, perubahan
iklim, atau kerukunan antarbudaya dan agama,” katanya.
Nadiem menuturkan, materi CS50x yang
diberikan oleh Profesor Malan kepada guru-guru Indonesia bisa sangat mendukung
implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dalam pembelajaran berbasis projek.
“Kurikulum Merdeka benar-benar
memberikan kewenangan kembali kepada guru dan memungkinkan guru untuk mengajar
lebih fleksibel dalam merencanakan pembelajaran selama satu tahun,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Nadiem juga membahas
mengenai teknologi digital dan literasi digital. Menurutnya, materi CS50x
yang diajarkan David J Malan ke guru-guru Indonesia bisa berdampak besar,
di mana Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi konsumen teknologi digital,
melainkan bisa menjadi produsen juga.
“Saya suka ketika orang-orang berbicara
tentang literasi digital, misalnya mendidik anak-anak untuk paham tentang hoaks
di media sosial. Itu juga hal yang penting. Tapi literasi digital yang
sesungguhnya adalah kemampuan untuk menggunakan digital tools agar bisa
menciptakan produk teknologi digital yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Pelatihan CS50x dari Universitas Harvard
merupakan bagian dari inisiatif kolaboratif dari Jakarta Intercultural School
untuk meningkatkan keterampilan digital para pendidik di seluruh Indonesia
melalui kursus ilmu komputer dan pemrograman CS50x dari Universitas Harvard.
Menurut JIS Head of School, Maya Nelson,
tujuan inisiatif ini adalah untuk memberdayakan guru lokal dengan perangkat dan
keahlian yang diperlukan untuk mengintegrasikan materi pelajaran CS50x ke dalam
kelas atau Kurikulum Merdeka.
“Sebagai sekolah yang mengakui peran
penting STEM (Sains, Teknologi, Teknik, Matematika) dalam pendidikan, JIS
merasa terhormat untuk mendukung program yang sangat penting ini,” kata Maya.
Ia berharap ini akan menjadi awal dari
lebih banyak kemitraan yang didedikasikan untuk mempromosikan pendidikan ilmu
komputer di Indonesia dan meningkatkan kompetensi digital siswa dan guru. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.