Metode Budidaya Kelor, Daun Berkhasiat untuk Kesehatan - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 11 Maret 2023

Metode Budidaya Kelor, Daun Berkhasiat untuk Kesehatan


Jakart
a, Anetry.Net
– Jika ingin membudidayakan kelor, jangan khawatir, karena pembudidayaannya sangat mudah.

 

Perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif dengan stek batang dan generatif dengan biji. Perbanyakan dengan stek batang dan biji masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

 

Perbanyakan dengan stek batang dapat menghasilkan daun dan buah yang lebih cepat. Namun, dalam usaha budidaya intensif dan luas, pemenuhan kebutuhan batang sebagai bahan stek akan menjadi masalah.

 

Hal ini karena batang yang digunakan untuk stek dengan probabilitas keberhasilan tinggi harus memenuhi beberapa kriteria, seperti batang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, panjang 1 meter, dan diameter 5-10cm. Kelemahannya, akar yang terbentuk melalui metode stek tidak terlalu kuat sehingga lebih mudah roboh.

 

Berbeda dengan metode perbanyakan dengan biji yang lebih aplikatif untuk budidaya intensif. Viabilitas metode biji cukup tinggi. Akar yang akan terbentuk kuat, tidak mudah roboh, dan penanaman lebih mudah. Untuk masa panen daun juga relatif cepat (mulai 3-4 bulan setelah tanam). Namun, untuk produksi buah membutuhkan waktu cukup lama, yaitu sekitar 1,5-2 tahun, tergantung kondisi lingkungan tumbuhnya.

 

Perawatan tanaman kelor sebenarnya tidak terlalu susah. Pengairan secukupnya dan jangan sampai tergenang. Jika kelebihan air tanaman kelor sangat rentan terkena penyakit busuk akar. Di Indonesia, distribusi kelor hampir tersebar di seluruh pulau dan memiliki potensi lain yaitu untuk memperoleh variabilitas genotipe unggul dengan produksi biomassa daun dan kandungan flavonoid yang tinggi.

 

"Saya bersama tim pernah melakukan uji coba penanaman kelor di sepuluh pulau di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dalam polibag berkapasitas 10 kg. Hasilnya, kami menemukan Sumatera merupakan aksesi yang memiliki daun tertinggi dengan produksi biomassa yang dikombinasikan dengan kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang paling tinggi, dibandingkan dengan yang lain. Aksesi Sumatra direkomendasikan sebagai aksesi yang sangat baik untuk budidaya dengan tujuan menghasilkan flavonoid," terang Doktor lulusan Institut Pertanian Bogor, Ridwan.

 

Jadi sederet bukti telah menunjukkan jika kelor merupakan tanaman ajaib dan mampu bersaing dengan ginseng yang telah mendunia. Gerakan mengkonsumsi kelor kiranya perlu didukung, karena dapat menjadi alternatif upaya swasembada pangan secara mandiri. (infopublik - Sumber dan Foto: Humas BRIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad