Menilik Pendidikan Berbasis Budaya di SDN Giwangan - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Minggu, 12 Maret 2023

Menilik Pendidikan Berbasis Budaya di SDN Giwangan


Yogyakarya, Anetry.Net
– Sekolah Dasar Negeri (SDN) Giwangan menjadi Sekolah Pelaksana Pendidikan Berbasis Budaya sejak 2021. Hal itu dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang nilai-nilai yang terkandung dalam budaya, terutama Yogyakarta.

 

Kepala SDN Giwangan Sri Lestari mengatakan, Pelaksana Pendidikan Berbasis Budaya adalah sebagai bentuk basis pendidikan bagi siswa yang tidak lepas dari budaya lokal. Karena sekolahnya berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), maka budaya setempat yang diberikan.

 

“Kami melaksanakan Pendidikan Berbasis budaya ini karena ada dasarnya. Dasarnya adalah Undang-undang (UU) No. 13 tahun 2012 tentang keistimewaan Yogyakarta, yang kemudian UU tersebut dijabarkan melalui Peraturan Gubernur DIY dan Pemerintah Daerah Yogyakarta tentang penguatan tata nilai budaya Yogyakarta dan pengelolaan penyelenggaraan berbasis budaya,” ungkapnya, Rabu lalu.

 

Disebutkan, pendidikan berbasis budaya itu tidak dilakukan dalam pembelajaran saja, namun terstruktur dalam kurikulum dan visi misi sekolah. Dengan kegiatan itu, maka visi SDN Giwangan sejak tahun 2021 menjadi sekolah ramah anak, unggul dalam Imtak dan Imtek, berkarakter berbudaya, dan berwawasan keimanan.

 

“Sehingga dengan kata berbudaya dalam visi, maka kita jabarkan ke dalam misinya yaitu membuat siswa mencintai budaya Yogyakarta, menumbuhkan budaya Jawa melalui tata krama yang tercermin dalam sikap dan perilaku,” paparnya.

 

Dengan begitu, ia mengharapkan siswa dapat mencintai budaya lokal. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan memberikan wayang, baik itu asli maupun dalam bentuk lukisan di kelas.

 

“Kami juga memberikan pelatihan membatik khas Yogyakarta untuk memberikan pengetahuan bagaimana cara proses dalam pembuatannya. Sehingga siswa dapat paham dan mengerti lebih dalam terkait budaya Yogyakarta,” tuturnya.

 

Bel sekolah pun dibuat dengan memberikan aksen budaya Yogyakarta, sehingga siswa dapat mendengar bagaimana kayanya budaya Yogyakarta. Dengan begitu, murid terbiasa untuk mendengar dan menyaksikan budaya Jawa dalam keseharian.

 

“Kami selalu menginginkan siswa berwawasan global, namun kearifan lokanya masih terus dilestarikan. Karena dalam pendidikan di sekolah, Bahasa Inggris juga masih ada untuk siswa,” ujarnya.

 

Dalam pelaksaannya ,ada tim khusus untuk budaya yang bertugas melaksanakan indikator yang sudah ditentukan. Sehingga pendidikan berbasis budaya itu tidak jalan sendiri, tetapi guru dan staf sekolah terus mengawal.

 

“Maka dengan pendidikan berbasis budaya ini, kami harapkan siswa tetap mencintai budayanya. Tidak lepas dengan budaya luhur DIY, namun harus berwawasan global,” imbuhnya. (joglojateng/ Rizky Adri Kurniadhani/Joglo Jogja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad