Yogyakarta, Anetry.Net – Di salah satu gang daerah Kauman Yogyakarta, digelar Pasar Ramadan yang menjajakan aneka rupa menu berbuka puasa.
Pedagang sedang menjajakan makanan di
Pasar Sore Ramadan Kauman, belum lama ini. (Adit Bambang Setyawan/Joglo Jogja)
Salah satu menu yang sangat legendaris dan
menjadi ciri khas di Pasar Sore Ramadan Kauman adalah jajanan kicak. Karena,
makanan ini hanya ditemukan selama bulan puasa saja. “Setiap bulan puasa, saya selalu berjualan di sini. Mengisi waktu
sekaligus mendapat tambahan pemasukan karena sehari-hari saya berjualan soto di
sekolah,” kata salah satu penjual kicak, Ginah, Minggu kemarin.
Salah satu penganan yang dijualnya adalah
kicak yang dibuatnya sendiri. Satu bungkus kicak dibandrol dengan harga Rp 4
ribu saja.
Kicak yang dibuatnya ditempatkan di wadah
plastik kecil transparan yang diberi alas daun pisang. Alas daun pisang
digunakan untuk membedakan kicak yang dibuatnya sendiri dengan kicak titipan
dari orang lain.
Jajanan ini terbuat dari ketan yang ditanak
dan kemudian ditumbuk hingga menjadi jadah. Penyajiannya dengan taburan kelapa
parut dan gula pasir. Vanili, daun pandan, serta sepotong kecil buah nangka
ditambahkan untuk menambah cita rasanya.
Salah satu pembeli, Widya mengatakan, kicak
sangat cocok dijadikan makanan untuk berbuka puasa. Karena jajanan itu,
memiliki rasa manis dan gurih dengan porsi yang tidak terlalu besar. “Rasanya enak. Kicak ini jadi jajanan
takjil yang nikmat,” ungkapnya.
Ada puluhan pedagang yang menjajakan kicak di
sana. Namun pelopor pembuat kicak di Kauman diyakini adalah Sujilah atau dikenal
dengan nama Mbah Wono. Kicak dengan resep asli warisan Mbah Wono tetap dapat
dinikmati oleh pembeli dengan mendatangi salah satu rumah yang juga berada di
Gang Kauman. Rumah yang di bagian depannya menggunakan dinding bambu tersebut
selalu ramai dijejali pembeli yang ingin menikmati keaslian resep kicak.
Meskipun demikian, pembeli harus datang lebih
awal jika ingin menikmati kicak Mbah Wono. Karena kicak sudah akan ludes
terjual sebelum pukul 17.00 meskipun setiap hari ada 12 kilogram ketan yang
dimasak.
Dari pantauan wartawan, para pengunjung sangat
antusias untuk memadati pasar sore Ramadan itu. Selain kicak kudapan legendaris
lainnya tentu juga banyak berjejer di stand-stand pasar
sore itu. Mulai dari makanan tradisional hingga makanan modern tersedia disana. (joglojateng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.