Jakarta, Anetry.Net – Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) merupakan salah satu program prioritas lintas unit utama di lingkungan Kemdikbudristek.
Program IKM melibatkan Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
(BSKAP); Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen); Direktorat Jenderal
Guru, dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK); serta Direktorat Jenderal (Ditjen)
Vokasi.
Pelaksana tugas Direktur Pendidikan
Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Plt. Dir PMPK), Ditjen PAUD Dikdasmen, Aswin
Wihdiyanto mengatakan, selain mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, ada proses
pembelajaran untuk semua. Bukan hanya mengajarkan peserta didik, tetapi
bagaimana tenaga pendidik, belajar bersama untuk menjalankan kurikulum yang
lebih baik dan pada akhirnya tercipta ekosistem pembelajaran yang luar biasa.
“Ini adalah proses yang menurut saya
tidak terbayarkan, tidak hanya pendidik yang hebat tetapi guru-guru dan kepala
sekolahnya turut menjadi hebat juga (dalam gotong royong pembelajaran),” ucap
Aswin dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) dengan tema Praktik Baik
Implementasi Kurikulum Merdeka yang disiarkan melalui YouTube Kemendikbud RI.
Lebih lanjut, Aswin menjelaskan bahwa
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengatasi krisis belajar dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi semua peserta didik.
“Intinya adalah bagaimana kita membentuk
pelajar yang kompeten dan berkarakter melalui suatu transformasi pembelajaran,”
ungkapnya.
Perlu diketahui, pendaftaran
implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri sudah dibuka mulai 6 Februari
hingga 31 Maret 2023.
“Ada dua kelompok besar (yang
mendaftar), yang pertama adalah mereka yang belum pernah mendaftar atau baru
pertama kali akan mendaftar. Ada juga satuan pendidikan yang sebenarnya sudah
mendaftar di tahun 2022, sudah melaksanakan dan ingin mengubah pilihannya,”
terang Aswin.
(SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.