Jakarta, Anetry.Net – Pemerintah peringati Hari Down Syndrome Internasional dengan menggelar Webinar Pendidikan Khusus yang bertema “Pendidikan Bermutu Bersama Kami”.
Melalui webinar tersebut, Direktur
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
(Dirjen PAUD Dikdas Dikmen) Dr. Iwan Syahril, Ph.D., mengajak masyarakat untuk
menciptakan pendidikan yang berkeadilan bagi semua anak tanpa memandang
perbedaan.
Dikatakan Iwan, berdasarkan data World
Health Organization (WHO), setiap tahun sekitar 3.000 sampai 5.000 anak lahir
dengan kondisi down syndrome.
Hingga kini, diperkirakan terdapat 8 juta penderita down syndrome di seluruh dunia. Oleh karena itu, Kemdikbudristek
melalui kebijakan Merdeka Belajar selalu berpihak pada setiap anak dan terus
mendorong tumbuhnya sekolah-sekolah inklusi.
“Prinsipnya, sekolah hadir memberikan
kesetaraan hak bagi setiap anak dan menghadirkan pembelajaran yang mengakomodir
semua peserta didik termasuk bagi penyandang disabilitas,” tutur Iwan dalam
Webinar di Jakarta, Selasa (14/3)
lalu.
Berdasarkan data pokok pendidikan
(Dapodik) per Desember 2022, sebanyak 40.928 sekolah telah melaksanakan
pendidikan inklusi baik di jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
dan Swasta. Dari jumlah satuan pendidikan tersebut, sebanyak 135.946 peserta
didik berkebutuhan khusus telah melaksanakan pembelajaran di dalamnya.
Lebih lanjut, Iwan Syahril berpesan
kepada masyarakat agar terus memberikan motivasi dan kekuatan psikologis bagi
orang tua anak down syndrome.
Selain itu, Iwan juga mengajak masyarakat agar memberikan ruang bagi anak-anak
down syndrome untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak-anak
lainnya.
“Semoga kita selalu diberi kekuatan
dalam mewujudkan cita-cita, mimpi bersama dalam mewujudkan pendidikan inklusif,
adil, dan merata bagi seluruh anak-anak di Indonesia,” harap Iwan.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Usia
Produktif dan Lanjut Usia, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi mengajak masyarakat agar memantau
perkembangan anak sejak dalam kandungan guna meminimalisir terjadinya down syndrome.
Sejak masa kehamilan, orang tua bisa
melakukan pemeriksanaan di tempat layanan kesehatan. Kemudian, setelah lahir
bisa memantau pertumbuhan anak, menstimulasi anak dengan mengenali tanda serta
gejala yang terjadi pada tumbuh kembang anak.
“Saat ini sudah ada buku kesehatan untuk
anak sejak dalam kandungan ibunya, maka seharusnya orang tua dapat memantaunya.
Di sini saya harap peran ibu-ibu Dharma Wanita dan Bunda PAUD bisa membantu
untuk memantau,” tutur Kartini.(SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.