Jakarta, Anetry.Net – Sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran penting untuk peningkatan ekonomi Indonesia.
Karenanya sokongan pembiayaan bagi
kegiatan usaha berkelanjutan, khusnya di segmen UMKM terus digenjot oleh
industri perbankan syariah. Pengembangan UMKM dinilai strategis melihat potret
UMKM yang berkontribusi sebesar 60 persen terhadap PDB.
Bank Indonesia menerapkan tiga pilar
kebijakan dalam pengembangan UMKM yaitu (i) mempercepat pengembangan UMKM
melalui korporatisasi, (ii) pemberdayaan kapasitas UMKM, (iii) business
matching dengan lembaga keuangan.
Terdapat tiga hal yang dapat menguatkan
daya saing UMKM yaitu UMKM yang berorientasi bisnis, SDM yang inovatif kreatif
tangguh, dan terbukanya akses pembiayaan.
Sejalan dengan hal tersebut, Presiden
Direktur PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) Yuli Melati Suryaningrum mengatakan
bahwa pihaknya berhasil meningkatkan porsi pembiayaan UMKM. Untuk menjaga
keseimbangan antara bisnis dan keberlangsungan lingkungan, BCA Syariah turut
menyalurkan pembiayaan pada sektor kegiatan usaha berkelanjutan.
Tercatat per Desember 2022 penyaluran
pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB) BCA Syariah mencapai Rp2,6 triliun
meningkat 29,8 persen year on year (YoY) sehingga mencapai 34,2
persen dari total pembiayaan BCA Syariah di 2022. Pembiayaan tersalurkan pada 6
sektor KUB.
Secara komposisi, penyaluran pembiayaan
KUB kepada segmen UMKM sebesar Rp1,7 triliun atau setara dengan 66,8 persen dan
Rp858,4 miliar atau setara dengan 33,2 persen disalurkan kepada kegiatan usaha
berwawasan lingkungan non-UMKM.
“Tahun 2022 merupakan tonggak pencapaian
baru bagi BCA Syariah terkait komitmen kami dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan.
Kami telah menyusun kebijakan dan strategi keberlanjutan yang didalamnya
mencangkup strategi bisnis, tata kelola dan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen kami untuk menjaga keseimbangan
antara people, profit
and planet dan mendukung SDGs,” kata Yuli.
Yuli menambahkan, pihaknya bersyukur
mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi dengan pencapaian kinerja yang
baik dan tumbuh secara berkesinambungan. Peningkatan dana murah menjadi
strategi kami di 2022. Berbagai inisiatif pengembangan layanan pada delivery
channel maupun secara digital terus kami pacu untuk menarik
minat masyarakat menempatkan dana di BCA Syariah.
"Dengan demikian, kami mampu
mengelola biaya dana untuk penyaluran pembiayaan yang lebih ekspansif dan
kompetitif di pasar," ujar Yuli.
Penyaluran pembiayaan tumbuh dengan baik
di seluruh sektor pembiayaan baik komersial, consumer, maupun UMKM. Pembiayaan
komersial di Desember 2022 mencapai Rp5,4 triliun tumbuh 17,5 persen dengan
portofolio terbesar pada industri pengolahan, pertanian dan perkebunan serta
perdagangan besar.
Penyaluran terhadap pembiayaan UMKM
terus ditingkatkan sebagai bentuk komitmen BCA Syariah dalam penyaluran
pembiayaan inklusif. Sampai dengan akhir 2022 penyaluran pembiayaan UMKM
mencapai Rp1,7 triliun atau tumbuh 21,6 persen sehingga komposisinya mencapai
22,8 persen dari total pembiayaan BCA Syariah.
Penyaluran pembiayaan disertai dengan
upaya mengelola kualitas pembiayaan sehingga Non Performing Financing (NPF)
dapat terjaga pada angka 1,42 persen gross dan 0,01 persen net. Pembiayaan yang
direstruktur juga menunjukkan tren menurun dengan Financing at Risk (FaR)
sebesar 13,0 persen, membaik 5,0 persen dibandingkan Desember 2021 sebesar 18,0
persen. (infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.