Advokasi Miskonsepsi Pembelajaran di PAUD – SD - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Kamis, 30 Maret 2023

Advokasi Miskonsepsi Pembelajaran di PAUD – SD


Jakarta, Anetry.Net
Advokasi dalam rangka meluruskan miskonsepsi pembelajaran yang umum ditemukan di PAUD dan SD kelas awal, perlu dilakukan.

 

Di lapangan, di mana masih diberlakukannya tes calistung ataupun ujian kelulusan di PAUD, serta pemaknaan literasi numerasi yang sempit, adalah kondisi yang banyak dirasakan oleh peserta didik SD terutama yang tidak pernah melalui pendidikan di PAUD.

 

Di sisi lain, advokasi juga penting untuk mendorong suksesnya implementasi enam aspek kemampuan fondasi yang perlu diasah di PAUD dan SD. Kemampuan fondasi ini dibentuk melalui struktur kurikulum PAUD dan kurikulum pendidikan dasar.

 

Adapun enam kemampuan fondasi anak yaitu pertama, mengenal nilai agama dan budi pekerti; kedua, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi; ketiga, kematangan emosi untuk kegiatan di lingkungan belajar; keempat, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar seperti kepemilikan dasar literasi dan numerasi.

 

Sementara itu yang kelima, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri; dan yang keenam adalah pemaknaan terhadap belajar yang positif.

 

Ketua Bidang 1 OASE KIM dan Ketua Umum DWP Franka Makarim mengatakan, penguatan proses pembelajaran serta transisi peserta didik PAUD ke SD yang berfokus pada pembinaan kemampuan fondasi anak secara utuh, tidak hanya sekadar akademik.

 

Kebijakan ini sejalan dengan misi yang diampu Bidang 1 OASE KIM yakni menguatkan ragam program terkait pengasuhan dan pendidikan karakter yang ada di Indonesia.

 

“Setiap anak memiliki hak untuk dibina agar kemampuan yang diperoleh tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan fondasi yang holistik sehingga kelak mereka akan memberi dampak positif bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan ini, mari kita saling mengadvokasi sekitar kita agar kebijakan ini bisa dijalankan bersama secara utuh dan berkesinambungan,” ujar Franka Makarim

 

Ia juga mendorong para orang tua untuk memegang teguh proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.

 

Selanjutnya, selaku Penasihat DWP Kementerian Agama, dan anggota bidang 1 OASE KIM, Eny Retno mengatakan, program ini memiliki kesamaan tujuan dengan gerakan yang ingin memastikan setiap peserta didik mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi yang utuh.

 

“DWP Kemenag memiliki program pendidikan inklusif yang menekankan pada kolaborasi dan koneksi antarpimpinan satuan pendidikan, guru, orang tua, dan profesional serta pemegang kebijakan dalam menyediakan dukungan kepada peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” tutur Eny. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad