Tangerang, Anetry.Net – Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) jalin kolaborasi lintas sektor bersama 17 kementerian/lembaga untuk mensinergikan program.
Adapun program yang dilakukan adalah
penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila (PPP); penuntasan tiga dosa
pendidikan (perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi); serta mendorong
iklim kebinekaan, inklusivitas, dan kesetaraan pada satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat yang menjadi bagian dari ekosistem pendidikan.
Dikatakan Sekretaris Jenderal
Kemendikbudristek, Suharti, kolaborasi antarsektor sangat penting termasuk
dalam hal penguatan karakter. Melalui pertemuan lintas kementerian/lembaga dan
para pemangku kepentingan di luar pemerintah, diharapkan akan menghasilkan
sinergisitas program yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama.
“Gotong-royong adalah salah satu jalan
untuk bisa menyelesaikan masalah di dunia pendidikan. Mari kita perkuat kerja
sama, berkolaborasi, saling berbagi pengalaman dan bekerja sama mencari solusi
lewat program-program yang dapat disinergikan,” ujar Suharti pada kegiatan
Pertemuan Lintas Sektor Koordinasi Program PPP, Inklusivitas, dan Tiga Dosa
Pendidikan di Tangerang, Senin (6/2).
Senada dengan itu, Kepala Puspeka,
Rusprita Putri Utami menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi hal penting dalam
mengoptimalkan dan menyebarluaskan secara masif implementasi pengu
atan karakter dan penuntasan kekerasan
di satuan pendidikan.
“Yang menjadi pekerjaan rumah kita ke
depannya yaitu kolaborasi. Bagaimana kita bisa memetakan kembali masukan yang
sudah diberikan untuk kemudian dapat kita eksekusi bersama menjadi sebuah
program penguatan karakter yang lebih komprehensif,” ucap Rusprita.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner
Bidang II Komisi Nasional Disabilitas Rachmita Maun Harahap menyambut baik
adanya kolaborasi lintas sektor terkait program penguatan karakter. Ia
berharap, ke depannya kolaborasi tersebut akan terus berjalan guna memastikan
pendidikan yang inklusif menuju pembangunan Indonesia inklusif sesuai arahan
Presiden.
“Apresiasi untuk Puspeka luar biasa.
Saya pertama kali mengikuti kegiatan kolaborasi seperti ini. Saya harap ke
depannya terus berkolaborasi, jangan sampai berhenti, dan terus melibatkan
semua pihak untuk bekerja sama termasuk dengan Komisi Nasional Disabilitas,”
tutur Rachmita.
Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi
Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prima Dea
Pangestu juga sangat mengapresiasi adanya kolaborasi lintas sektor yang
diinisiasi Kemdikbudristek.
“Dengan adanya kegiatan ini kita dapat
mensinergikan berbagai program, apalagi yang terkait dengan tiga dosa besar
pendidikan. Kita harus sama-sama memahami terlebih dahulu bahwa
perlindungan anak menjadi kunci yang paling utama dari segala program yang akan
diselenggarakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Galuh Ibrahim dari Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila turut mengutarakan bahwa kolaborasi program
penguatan karakter merupakan bagian dari upaya mewujudkan lingkungan pendidikan
yang aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah terutama peserta didik.
“Sekolah bukan hanya sebagai tempat
belajar, tetapi juga laboratorium pendidikan. Hal itu harus tercermin dalam
setiap program yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan melibatkan setiap
elemen masyarakat,” pungkas Galuh. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.