Pekalongan, Anetry.Net – Dalam kehidupan sehari-hari Anda tentu menemukan berbagai persoalan sederhana hingga rumit. Seluruh persoalan tersebut tentu memerlukan solusi.
Untuk menemukan solusi dari masalah yang
kompleks pun dapat dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Salah satunya dengan
metode sistematis. Metode ini menjadi andalan untuk menyelesaikan permasalahan
menjadi lebih mudah. Terutama permasalahan di dunia teknologi yang berhubungan
dengan bantuan perangkat komputer.
Dalam dunia teknologi metode untuk
menyelesaikan masalah dengan pendekatan ini biasa disebut dengan berpikir
komputasional (computational thinking).
Lantas apa yang dimaksud dengan berpikir
komputasional, pondasi yang mendasarinya serta penerapannya? Simak uraiannya
berikut ini.
Dilansir dari buku Informatika karya
Henry Pandia, konsep berpikir komputasional merupakan metode yang digunakan
untuk menyelesaikan suatu masalah yang kompleks. Konsep ini menggunakan metode
dengan cara membagi-bagi masalah tersebut ke dalam permasalahan yang lebih
sederhana dan membuat solusi untuk setiap permasalahan yang telah dibagi.
Konsep berpikir komputasional memiliki
cara untuk mengidentifikasi masalah, memahami, dan mengembangkan metode untuk
mengembangkan solusi yang inovatif.
Meskipun konsep ini dibangun dengan
tujuan agar masalah-masalah dapat diselesaikan dengan bantuan komputer, konsep
ini sebenarnya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Berpikir komputasional sendiri memiliki
empat pilar yang membantu menyelesaikan permasalahan kompleks. Melalui empat
pilar tersebut penyelesaian masalah diharapkan dapat menghasilkan solusi yang
inovatif.
Empat pilar tersebut adalah dekomposisi,
pengenalan pola, abstraksi, dan berpikir algoritma.
1. Dekomposisi
Melalui
pendekatan dekomposisi penyelesaian masalah dilakukan dengan cara membagi
masalah menjadi bagian-bagian kecil sehingga lebih mudah diselesaikan. Metode
ini membuat masalah yang kompleks akan menjadi sederhana dan lebih mudah
diselesaikan.
Teknik dekomposisi
akan membantu Anda memisahkan dan mengelompokkan isu-isu yang ada. Memecah
masalah menjadi lebih kecil juga akan memberikan pandangan lebih detail
mengenai masalah itu.
2. Pengenalan pola
Pilar kedua
adalah pengenalan pola. Metode ini bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan
berbagai masalah, merekayasa sesuatu, memprediksi, dan lain sebagainya. Pengenalan
pola mentransfer proses penyelesaian masalah ke masalah lain yang sejenis.
Terdapat
beberapa teknik untuk mengenali pola-pola yang ada. Seperti menemukan kesamaan
persoalan dari karakteristik, perilaku, penyebab, dan gejala lainnya. Selain
itu juga dapat membandingkan satu masalah dengan masalah yang lain yang
memiliki kemiripan pendekatan/metode.
Melalui
pengenalan pola metode memecahkan masalah akan dapat dianalisis untuk diambil
simpulan dan pelajaran yang berguna.
3. Abstraksi
Di dunia
pemograman, abstraksi berguna untuk menyembunyikan
data atau informasi mengenai sebuah objek dari akses objek lain. Melalui metode
ini data yang diakses orang lain akan relevan dengan orang tersebut.
Metode
abstraksi akan memuat beberapa data yang berkaitan, seperti karakteristik,
kejadian, dan fenomena dihilangkan atau diabaikan untuk fokus pada apa yang
tersisa, kemudian berdasarkan hasil abstraksi selanjutnya dapat dibangun pola.
Apabila
diterapkan di kehidupan nyata metode ini dapat berarti menganjurkan seseorang
untuk fokus pada permasalahan relevan yang sedang dihadapi.
4. Algoritma
Algoritme merupakan rencana atau
langkah-langkah instruksi yang dijalankan untuk memecahkan masalah. Saat
bekerja dengan metode ini, anda harus memikirkan proses langkah-langkah yang
dijalankan, kondisi setiap proses, indikator sebuah proses sudah selesai, dan
beberapa alternatif yang dapat dipilih di setiap proses. Melalui
tahapan-tahapan yang dijalankan itu dapat diperkirakan hasil dari akhir proses dapat
diperkirakan dengan tepat.
Dalam teknologi metode Algoritme sendiri
memiliki dua cara yaitu pseudocedo dan flowchart. Pseudocedo merupakan
rangkaian instruksi yang menggambarkan langkah-langkah dalam penyelesaian
masalah. Pseudocedo sendiri bukanlah sintaks program serta tidak terikat
pada bahasa pemograman tertentu.
Sedangkan flowchart diagram adalah yang
mewakili kumpulan dari instruksi-instruksi tertentu. Flowchart biasanya
menggunakan simbol standar untuk menggambarkan instruksi yang berbeda.
Meskipun algoritme digunakan saat
bekerja di komputer namun sebenarnya pendekatan ini dapat juga dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. Masalah-masalah tersebut dapat dianalisis yang
kemudian bisa dibuat langkah-langkah logis dalam menemukan solusinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.