Surabaya, Anetry.Net – Penyelenggaraan pelatihan menggunakan teknologi akan jadi prioritas Kemenag di masa mendatang.
Sebab, di samping bisa melayani
masyarakat dalam jumlah yang sangat massif, juga tidak membutuhkan anggaran besar. Hal
ini disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Suyitno di sela-sela Rakernas di Surabaya. Rakernas berlangsung dua
hari, 4 - 5 Februari lalu.
Menurutnya, ASN (Aparatur Sipil Negara)
Kementerian Agama sangat banyak, jumlahnya sekitar 237 ribu. Jika ditambah PPPK
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dan masyarakat yang membantu tugas
Kementerian Agama, jumlahnya bahkan hampir 1.8 juta. Fakta ini menuntut adanya
layanan yang juga sangat besar.
"Tidak mungkin mereka dilayani
secara reguler, tatap muka. Pelayanan manual ini jangkauannya kecil, sedikit,
lambat, dan terbatas. Harus kita tinggalkan," tuturnya.
"Harus ada teknologi untuk membantu
melayani mereka," tambahnya.
Layanan pelatihan berbasis teknologi,
kata Suyitno, sangat relevan di zaman yang terus berkembang maju. Biayanya
murah sehingga anggaran yang digunakan juga sangat efisien.
Suyitno mencontohkan, pelaksanaan
pelatihan Kurikulum Merdeka yang saat ini tengah berlangsung dengan menggunakan
MOOC (Massive Open Online Course) Pintar, secara anggaran sangat efisien.
"Biayanya murah, efisiensi
anggarannya lebih dari seratus miliar rupiah. Pemanfaatan uang negara sangat
tepat," terangnya.
Hal senada disampaikan Kepala Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki. Menurutnya, peserta yang
mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka saat ini sebanyak 20.351 orang. Jika
pelatihannya dilakukan secara manual tatap muka, sama dengan 678 angkatan,
dengan 30-40 peserta setiap kegiatan. Biaya per angkatan, sekitar Rp170
juta.
"Jika dilakukan secara tatap muka,
678 angkatan itu bisa menghabiskan anggaran 115 miliar rupiah. Tapi dengan MOOC
Pintar hanya butuh anggaran 200 juta saja. Sangat efisien, murah, dan
manfaat," tuturnya.
Pelatihan Kurikulum Merdeka berlangsung
dari 3 hingga 14 Februari 2023 dengan peserta sangat majemuk dari unsur guru,
kepala madrasah, pengawas, dosen, dan masyarakat umum. (kemenag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.