Denpasar, Anetry.Net – Apakah semua sekolah harus menjalankan Kurkulum Merdeka?
Sekretaris Badan Standar, Kurikulum dan
Asesmen pendidikan (BSKAP) Suyadi Prawiro mengatakan, sekolah-sekolah tidak
wajib atau tidak dipaksakan untuk menerapkan atau melaksanakan Kurikulum
Merdeka, Merdeka Belajar (KMMB).
Apalagi dalam tinjauan saat melakukan
kunjungan ke salah satu sekolah di Bali, terdapat keluhan terkait kurikulum itu kata Anggota Komisi X DPR
RI Ferdiansyah.
"Dalam kunjungan ini kami mendapat
keluhan dari sekolah ini yang notabene merupakan sekolah yang cukup lengkap
sarana prasarana dan gurunya, yakni terkait pelaksanaan KMMB. Ini artinya apa?
kurikulum tersebut masih menimbulkan banyak masalah di sekolah ini, serta di
sekolah lainnya. Karena ini terjadi bukan hanya di sekolah ini saja, tapi juga
di sekolah di daerah-daerah lainnya," ujar Ferdiansyah di Bali, Jumat (17/2) lalu.
Namun, lanjutnya, dengan pernyataan
Sekretaris BSKAP dari Kemdikbudristek tersebut, seolah kembali mengingatkan dan menegaskan bahwa sekolah
tidak wajib melaksanakan KMMB. Artinya jika sekolah itu tidak sanggup,
diperbolehkan untuk tidak melaksanakan kurikulum tersebut.
Oleh karena itu, Politisi Fraksi Partai
Golkar ini akan mensosialisasikan pernyataan dari BSKAP Kementerian Pendidikan
tersebut ke daerah-daerah. Pasalnya, dalam prakteknya di lapangan, pihaknya
banyak mendapat keluhan dari sekolah-sekolah yang mengaku diwajibkan untuk
menjalankan Kurikulum tersebut.
Dijelaskannya, sejatinya Komisi X DPR RI tidak alergi
terhadap perubahan. Tapi, perubahan tersebut bukan sesuatu yang drastis,
melainkan bertahap dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia beserta
seluruh aspek di dalamnya.
Hal itu disebabkan banyak daerah belum memiliki
infrastruktur yang mendukung untuk sekolahnya menjalankan KMMB tersebut.
Seperti listrik dan jaringan internet yang memadai, fasilitas komputer dan
laptop, serta kemampuan guru atau tenaga pendidik untuk menjalankan kurikulum
tersebut.
"Sekali lagi ditegaskan, jangan
jadikan guru dan siswa kelinci percobaan Kurikulum Merdeka Merdeka Belajar.
Karena pada akhirnya masyarakat yang kurang paham akan menyalahkan guru atas
kondisi tersebut," tegasnya. (parlementaria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.