Sumenep, Anetry.Net – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Tim Inovasi Jawa Timur melaksanakan pendampingan guru kelas awal kedua.
Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan
dari pendampingan sebelumnya pada tahap pertama, serta tindak lanjut pasca
advokasi dan sosialisasi penguatan literasi bagi guru kelas awal yang
dilaksanakan 2022 lalu.
Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah
Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Buhari, M.Pd, berharap pendampingan
bagi guru kelas awal tersebut dapat menjadikan sebagai refleksi terhadap
peserta dalam hal penguasaan materi, yang diterima selama mengikuti advokasi
dan sosialisasi penguatan literasi sebelumnya.
"Melalui kegiatan ini, kami juga
ingin mengkaji penerapan materi dari masing-masing sekolah terhadap guru yang
telah mengikuti advokasi dan sosialisasi penguatan literasi sebelumnya,'"
ujar Buhari di sela-sela kunjungannya di SDN Marengan Daya 3, Rabu (25/1) lalu.
Melalui pendampingan di samping sebagai
penguatan materi, peserta mendapatkan informasi dan praktik dari guru yang
lain, sehingga dapat diterapkan di masing-masing sekolah sesuai dengan situasi,
kondisi, kompetensi dan kemampuannya masing-masing sekolah.
Kemudian yang ketiga, pendampingan
sebagai tolok ukur menentukan kegiatan literasi dan numerasi tahun ini,
sehingga asesmen Nasional 2023 dapat diketahui sejak dini kemampuan
listerasinya dan terhadap lembaga pendidikannya.
Diakuinya, jika kegiatan ini juga
didampingi Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi, pengawas serta dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumenep harus bisa.
"Tentunya, ini dibuktikan dengan
karya-karya inovatif atau praktik-praktik baik dari semua unsur mulai Dinas
Pendidikan, Pengawas, semua guru serta siswa, hingga mendongkrak progres
literasi dan numerasi di Kabupaten Sumenep,"imbuhnya.
Sementara Fasilitator Daerah (Fasda)
Inovasi Kabupaten Sumenep, Wahyudi, S.Pd, menjelaskan, assesmen kedua yang
dilaksanakan di SDN Marengan Daya 3 ini, merupakan refleksi dari materi
sebelumnya diawali dengan penguatan literasi khususnya yang diseting di kelas,
baik fisik maupun non fisik.
"Jadi, tadi juga ada refleksi tentang
capaian pembelajaran dan penguatan dalam pembelajaran, ternyata banyak muncul
pertanyaan dari guru, jadi materi ini perlu didalami lebih lanjut," jelas
Wahyuni yang didampingi timnya, Budiyanto dan Taskiya.
Berikutnya pada sesi mempraktikkan
asesmen formatif membaca yang menggunakan siswa kela 2, lima orang guru praktik
dan masing-masing ada pengamat.
Dalam praktiknya digunakan instrumen
dari Inovasi dan Early Grade Reading Assessment atau Penilaian (EGRA) mulai
dari membaca huruf, suku kata, kata, menyimak, kelancaran membaca dan membaca
pemahamannya. Hingga dapat dilihat kemampuan membaca peserta didik. Dan setelah
praktik dilanjutkan diskusi tentang hasil praktik baik dari guru praktik maupun
dari observasi.
Jadi, kesimpulannya instrumen penilaian membaca
sangat bermanfaat bagi guru kelas awal, karena setelah melaksanakan asesmen ini
berlanjut pada rangkaian kegiatan berikutnya di kelas, yaitu pemetaan kemampuan
membaca sampai kepada pengelompokan, guru menerapkan strategi pembelajaran
berbeda atau kalau dalam IKM dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi.
"Jadi pendampingan kedua ini semua
sepakat dapat dilakukan, mudah diterapkan guru dan semua guru
melaksanakannya," tambahnya.
Pendampingan penguatan literasi bagi
guru kelas awal tahap kedua di dua lokasi, yakni di SDN Ganding 2 dan SDN
Marengan Daya 3 Kecamatan Kalianget.
Selanjutnya juga akan dilakukan di dua
lokasi berbeda yakni di Kecamatan Batuputih dan Kecamatan Dasuk, dengan
menghadirkan para guru kelas awal yang pernah mengikuti advokasi dan
sosialisasi penguatan literasi bagi guru kelas awal di masing-masing wilayah
terdekat. (infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.