Sigi, Anetry.Net – Rendahnya tingkat pendidikan serta minimnya pengetahuan pola asuh anak yang baik menjadi faktor pemicu stunting di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi
mengatakan, permasalahan stunting ini bersifat multidimensial. Artinya bukan
sebatas perihal kurang makan atau kurang gizi.
"Namun banyak determinan faktor
seperti kemiskinan, pendidikan, akses terhadap pangan, pola asuh, bahkan
sanitasi termasuk air bersih," ucap Samuel Yansen Pongi, Rabu lalu.
Diketahui, prevalensi stunting di
Kabupaten Sigi berdasarkan survei Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat (PPGBM), pada tahun 2019 kasus stunting 20,2 persen, tahun 2020,
sebesar 16,5 persen, 2021 sebanyak 14,4 persen.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh
pada anak usia di bawah lima tahun. Salah satu faktor penyebabnya akibat
kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kelahiran.
Pemerintah Kabupaten Sigi, kata Samuel,
telah membentuk lokasi fokus meliputi 25 desa sebagai lokus penanganan stunting
di sembilan kecamatan meliputi Kecamatan Sigi Biromaru, Nokilalaki, Palolo,
Dolo Selatan, Marawola Barat, Kulawi, Gumbasa, Dolo Selatan dan Dolo.
Untuk mengoptimalkan penanganan dan
pencegahan stunting, Samuel mengatakan seluruh organisasi perangkat daerah,
pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, dibantu oleh badan usaha dan
media/pers, serta masyarakat harus bekerja sama.
Penanganan dan pencegahan, kata dia,
harus memperluas intervensi melalui kegiatan yang tidak hanya terfokus pada
pemenuhan gizi semata. (sumber:
sindonews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.