Yogyakarta, Anetry.Net – Guna melihat bagaimana implementasi Merdeka Belajar di satuan pendidikan, Tim Humas Kemdikbudristek datangi tiga sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya SD Muhammadiyah Sapen 1.
Kepala SD Muhammadiyah Sapen 1 Agung Rahmanto
mengatakan, sejak adanya penghapusan Ujian Nasional, penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diterapkannya Asesmen Nasional, dan
fleksibilitas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolahnya lebih leluasa
dalam mengembangkan potensi para siswanya.
“Dengan moto Sapen sekolah literasi,
numerasi, digital, dan kebinekaan, dalam satu tahun terakhir, sekolah
kami sudah meraih 405 prestasi di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun
nasional. Hal ini karena kami dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik, baik di bidang seni, akademis, maupun olahraga dan budaya,” ujar Agung
saat dijumpai di sekolahnya, Selasa
pekan lalu.
Selain itu, dalam penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Agung mengaku jadi lebih fleksibel dan
sangat membantu sekolah swasta jenjang SD ini. Penerimaan dana melalui rekening
sekolah yang diterima melalui tiga termin, dan fleksibilitas penggunaan
maksimal 50 persen untuk operasional sekolah, memudahkan pihak sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
Agus menambahkan, kebijakan mengenai rapor
pendidikan juga memberikan dampak positif bagi SD Muhammadiyah Sapen 1. Selain
sebagai bahan evaluasi, rapor pendidikan digunakan sebagai laporan kepada
komite sekolah maupun stakeholder mengenai capaian satuan pendidikan.
“Rapor pendidikan inilah yang menjadi
perencanaan berbasis satuan data dalam merencanakan program ke depannya. Kami
senantiasa optimalkan peran fungsi komite sekolah sesuai Permendikbud No.75
tahun 2016 tentang Komite Sekolah”, jelasnya. (kemdikbud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.