Jakarta, Anetry.Net – Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani meminta guru madrasah segera beradaptasi dengan perkembangan digital.
Menurutnya, penguasaan teknologi
merupakan solusi dan keniscayaan dalam mengoptimalkan pembelajaran di madrasah. Pendidikan, katanya, pada dasarnya
ingin mengubah komunitas menuju masyarakat yang lebih baik. Salah satu upaya
Kemenag adalah mengadaptasi model-model pendidikan agar senantiasa relevan
dengan dinamika zaman.
"Agar para guru memiliki
ketangguhan dan kompetensi yang harus dipertajam, kualisifikasi yang harus
dipenuhi tetapi dia juga harus memiliki ketangguhan dan menganggap dirinya
sebagai teladan," ungkap Dhani dalam Konferensi Internasional terkait
Akselerasi Transformasi Digital Madrasah yang berlangsung di Jakarta, Kamis
(24/10).
Selain kompetensi digital, guru juga
harus menjadi teladan. Sebab guru memiliki tanggung jawab terhadap pembangunan
attitude dan moral spiritual anak didiknya.
“Kata-kata guru adalah ilmu, prilaku
guru adalah teladan,” tegas Guru Besar UIN Bandung itu.
Pendidikan di madrasah, lanjut Dhani,
tidak hanya bagian dari transfer pengetahuan saja. Lebih dari itu, pendidikan
juga harus dapat menginternalisaikan nilai-nilai moral dan keagamaan.
"Fungsi guru adalah dia yang
menjadi fasilitator, dia yang menjadi penyaring, dia yang menjadi penjamin dari
sebuah ilmu,” pungkasnya.
Ketua Project Management Unit Realizing
Education Promise - Madrasah Education Quality Reform, Abdul Rouf, menambahkan
bahwa madrasah perlu mengajarkan studi kritis terkait isu-isu global. Misalnya,
pendidikan seksual, demokrasi, dan sikap inklusif. Kurikulum di sekolah Islam
juga harus mencerminkan kebutuhan masyarakat dan industri.
"Guru merupakan kunci peningkatan
mutu pendidikan dan mutu siswa, guru harus belajar karena pengetahuan dan
teknologi berkembang sangat cepat," kata Rouf.
Menurut Rouf, guru tidak hanya dituntut
menguasai materi tetapi juga terampil dalam menyampaikannya sehingga
pembelajaran lebih efektif. "Guru juga harus mampu mengembangkan siswa
sesuai minat dan bakatnya masing-masing," tegasnya.
Konferensi Internasional yang digelar 23-25 November 2022, menghadirkan narasumber dari dalam negeri dan luar negeri. Adapun peserta dari kegiatan ini adalah para pemangku kepentingan pendidikan madrasah, kepala madrasah, serta guru madrasah. (kemenag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.