Jakarta, Anetry.Net – Tahun 2022 merupakan tahun kedua asesmen nasional di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Program ini
digunakan sebagai evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek)
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret proses dan hasil belajar di
seluruh satuan pendidikan.
Hasil asesmen
dan survei nasional satuan pendidikan daerah ini kemudian dituangkan dalam
Rapor Pendidikan. Rapor Pendidikan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
mengidentifikasi masalah, merefleksikan akar permasalahannya, dan membenahi
kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Kemdikbudristek membagikan cara membuat Perencanaan Berbasis
Data (PBD) melalui Rapor Pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas
(Plt) Direktur Sekolah Menengah Atas Kemendikbud Ristek, Winner Jihad Akbar
pada Silaturahmi Merdeka Belajar dengan topik "Mewujudkan Pendidikan
Berkualitas melalui Perencanaan Berbasis Data".
Perencanaan
berbasis data ini disebut sebagai siklus perencanaan yang berkelanjutan dan
terintegrasi.
Enam langkah yang bisa dilakukan sekolah atau
satuan pendidikan lainnya terkait Perencanaan Berbasis Data ini ialah:
1.
Analisis
profil pendidikan.
2.
Analisis
akar masalah.
3.
Perumusan
program dan kegiatan.
4.
Memasukkan
hasil rumusan program dan kegiatan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
Baik itu jangka menengah, tahunan, atau sampai ke anggaran.
5.
Dilaksanakan
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan akar masalah.
6.
Monitoring
dan evaluasi.
“Keenam ini
kembali lagi ke poin pertama terkait analisis profil pendidikan. Dengan
perencanaan ini diharapkan terjadi perubahan kebiasaan atau mindset pada satuan
pendidikan dalam menyusun kegiatan,” ucap Winner.
Hal ini
dilakukan, kata dia, untuk mencapai capaian pembelajaran berdasarkan data dan
fakta, bukan dari sekadar bisikan tidak jelas. Dengan langkah-langkah
sesuai dengan data di Rapor Pendidikan, Winner menambahkan, sebenarnya bisa
disederhanakan menjadi tiga, yaitu:
- Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada
- Refleksi akar masalahnya apa
- Benahi sesuai dengan akar masalah tersebut dengan kegiatan yang
relevan dan masukan di rencana kerja tahunan.
Kemdikbudristek membantu hal ini
diwujudkan dengan aplikasi Rapor Pendidikan dengan fitur baru Otomasi PBD.
Ketika sudah log-in, Rapor Pendidikan dapat diunduh atau memilih
Rekomendasi PBD. Sudah diotomasi pula format PBD mulai dari identifikasi,
refleksi, dan benahi. Juga otomasi dengan lima rekomendasi sesuai dengan data
yang ada untuk diprioritaskan pembenahannya.
Kemdikbudristek berharap agar seluruh
pemerintah daerah provinsi ataupun kabupaten kota, serta satuan pendidikan
menerapkan perencanaan berbasis data di Rapor Pendidikan.
“Sehingga menghasilkan dokumen
perencanaan yang ideal, baik itu perencanaan di satuan pendidikan maupun
perencanaan daerah yang efektif. Sesuai dengan prioritas akar masalah yang
dihadapi,” pungkas Winner.
Diharapkan, hal ini dapat berdampak pada
satuan pendidikan melakukan transformasi pendidikan yang berpihak pada murid,
menghasilkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif. Termasuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.