Pekalongan, Anetry.Net – Hidup itu harus cerdas, Karena itu perlu asupan yang tepat dan menyehatkan.
Seperti pemberitaan yang sering muncul
di media, baik cetak maupun online, tidak dapat ditelan mentah-mentah dan
menjadi acuan bagi kelangsungan hidup di keseharian. Butuh cek dan ricek, butuh
tabayyun agar tidak salah memahami.
Hal itu disampaikan oleh Nova Indra, CEO
Pusat Pengkajian dan Pengembagan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati saat
bincang-bincang dengan redaksi Anetry.Net, Kamis (20/10).
Ia mengatakan, segala bentuk informasi
yang beredar di tengah masyarakat, tidak semuanya bisa dijadikan acuan untuk
membentuk paradigma.
“Kita butuh lebih dari sekadar membaca.
Butuh kepiawaian dalam memahami literasi informasi yang kini kian pesat,” terangnya.
Ia melanjutkan, banyak berita-berita
yang datang silih berganti di negeri ini, yang kadang malah membuat masyarakat
menjadi ‘taklid’, mengikut tanpa tahu dasar yang jelas.
“Literasi digital di zaman maju, harus
diikuti kemauan masyarakat untuk lebih peka terhadap informasi yang berkembang.
Contoh, ada kasus gagal ginjal yang ditemukan pada banyak anak di negeri ini,
namun kadang masyarakat malah menyamaratakan informasi. Bahkan ada yang tidak
lagi mau beli obat di apotek karena takut,” katanya.
Hal tersebut, sambungnya, harus
dijadikan patokan bahwa tingkat literasi informasi masyarakat kita harus
digenjot hingga ke tahap yang lebih sehat.
“Jangan sampai segala informasi ditelan mentah-mentah tanpa tahu dasar yang jelas,” tegasnya. (at)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.