Jakarta, Anetry.Net – Kementerian Agama akan menggelar Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak.
Dirjen
Pendidikan Islam M Ali Ramdhani, menyatakan forum ini akan membahas upaya untuk
menguatkan relasi gender dan anak yang berkeadilan.
“Konferensi
ini akan membahas upaya PSGA dalam menguatkan relasi gender dan anak yang
berkeadilan, sekaligus menjadi bagian dalam mengokohkan kontribusi PSGA
terhadap ulama perempuan di Indonesia,” terang Ali Ramdhani di Jakarta, Jumat
(21/10).
“Forum
ini juga menjadi wahana curah gagasan, kolaborasi, dan menunjukkan karya-karya
nyata yang telah dilakukan oleh PSGA, baik di dalam maupun di luar kampus,”
sambungnya.
Menurut Dhani, Konferensi PSGA mengangkat
tema ‘Meneguhkan PSGA dan Ulama Perempuan dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan Keagamaan’.
“Konferensi
PSGA ini akan menjadi forum untuk melakukan refleksi bersama. Ruang refleksi
untuk pengayaan data, berbagi pengalaman dan berjejaring membangun solidaritas
sehingga memiliki daya untuk mendorong implementasi pencegahan dan
penanggulangan kekerasan seksual yang sistematis dan efektif,” jelasnya.
Konferensi
PSGA akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ahmad Syafi'i, menekankan
bahwa Konferensi PSGA sangat penting untuk terus menyuarakan kesetaraan gender,
pemenuhan hak dan perlindungan anak.
"Konferensi
ini dapat menjadi media bagi para akademisi, para intelektual untuk terus
menyuarakan persoalan dan ide-idenya dalam memperjuangkan kesetaraan gender,
hak-hak perempuan dan perlindungan anak. Konferensi PSGA kali ini menjadi lebih
penting lagi karena berkolaborasi dengan Kongres KUPI," ucap Ahmad
Syafi'i.
Ia
menyatakan pikiran-pikiran para ulama perempuan sangat mencerahkan sehingga
efektif untuk menyuarakan hak-hak perempuan, isu-isu kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang akhir-akhir ini mengemuka.
Lebih
lanjut Syafi'i berharap pelibatan pimpinan PTKI dan PSGA untuk
mensosialisasikan kegiatan ini agar memiliki dampak yang lebih besar, baik
dalam lingkup akademik maupun masyarakat.
Koordinator
Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suwendi, menambahkan bahwa
Konferensi PSGA akan mempertemukan para pekerja lapangan dengan para pegiat
akademik. Mereka diharapkan dapat bertukar pengetahuan untuk menajamkan
kerja-kerja lapangan dan atau sebaliknya.
Menurut
Suwendi, ada empat rangkaian dalam konferensi PSGA. Pertama, Konferensi PSGA,
terkait kontribusi ulama perempuan dan pencegahan kekerasan seksual dengan
menghadirkan narasumber kompeten dan mengundang 100 panelis terpilih.
Kedua,
pertemuan forum rektor PTKIN. Kegiatan ini berfungsi sebagai penguatan komitmen
dan political will dalam penyelenggaraan pencegahan kekerasan seksual dan untuk
mendapatkan masukan-masukan produktif dalam penguatan pengarusutamaan
gender.
Ketiga,
ajang pemilihan Perguruan Tinggi Responsif Gender atau PTRG Award, yang akan
menilai PTKIN yang memiliki political will dan kondisi obyektif termasuk dalam
dinamika akademisnya yang responsif gender.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.