Jakarta, Anetry.Net – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo selenggarakan kelas literasi digital bertajuk “Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru di Wilayah 3T”.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Pusat
Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Pusdatin Kemdikbudristek).
Kegiatan dilaksanakan secara luring dan
dihadiri oleh 80 guru di Kota Sorong. Dalam rangkaian bimbingan teknis
(bimtek) ini, turut diselenggarakan Kelas Literasi Digital yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang
digital guna menunjang layanan pendidikan di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan
Terluar (3T).
Dibuka oleh Sundoro, Staff dari Pusdatin Kemdikbudristek yang
menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara Kemenkominfo dan Kemdikbud
dalam rangka mewujudkan transformasi digital. Banyak manfaat yang diperoleh
dengan adanya transformasi digital, termasuk kemudahan dalam mengakses platform
buatan Kemdikbudristek untuk masyarakat.
“Platform yang saat ini sering kita
gunakan yakni platform Merdeka Mengajar, platform sumber daya sekolah, akun
pembelajaran belajar.id yang tentunya sangat membantu sekali dalam proses
belajar mengajar,” tutur Sundoro dalam siaran persnya, Rabu (12/10).
Dalam mengimplementasikan kurikulum
Merdeka Belajar, terdapat enam strategi untuk penguatan komunitas belajar bagi
pendidik yang berpusat pada komunitas belajar bagi pendidik. Yaitu
melakukan sosialisasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara masal, mengikuti
seri webinar yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, melakukan
pengelolaan komunitas belajar di satuan Pendidikan, di tingkat daerah, dan komunitas
dalam jaringan.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi
Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center
pada tahun 2021 yang lalu, didapatkan skor atau tingkat kapasitas Literasi
Digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Berdasarkan skor tersebut,
tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”.
Kegiatan literasi digital merupakan
salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di
lingkungan sekolah melalui para guru menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Kemenkominfo Memberikan Bekal Literasi Digital untuk Guru di Wilayah 3T
Pada bimtek ini, Kemenkominfo turut
menyajikan kelas Literasi Digital bagi para guru TIK. Kelas diisi oleh Mira
Sahid selaku Wakil Ketua Umum Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD)
Siberkreasi yang menyampaikan mengenai empat pilar literasi digital dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain menyampaikan materi, Mira Sahid
juga memberikan tips supaya aman dalam bermedia digital. Menurut survei
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi pengguna
internet di Indonesia mencapai angka 73,7 persen per Februari 2022.
Hal tersebut bertambah banyak seiring
maraknya Work From Home (WFH) dan aktivitas-aktivitas daring lainnya selama
pandemi. Tingginya angka tersebut memicu berbagai efek samping, baik
positif maupun negatif. Salah satunya adalah munculnya konten hoaks yang perlu
diwaspadai oleh setiap pengguna sosial media.
“Kita semua bisa menjadi agent of change dalam merespons banyaknya konten negatif yang beredar. Hal itu dapat
dilakukan mulai dari circle terkecil
kita, seperti keluarga, sekolah, hingga masyarakat di sekitar kita,” tutur
Mira.
Dalam konteks Digital Culture, Mira
menjelaskan relevansi pilar tersebut dengan nilai Pancasila. Setiap sila
memiliki hubungannya sendiri-sendiri terhadap value literasi digital, seperti
nilai kasih sayang, kesetaraan, harmoni, demokratis, dan gotong royong.
Setiap pengguna media sosial memiliki
posisi yang setara dan porsi yang sama untuk menyampaikan pendapat di ruang
digital, namun harus senantiasa memperhatikan batasan-batasan untuk tetap
menjaga keamanan dan kenyamanan digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.