Guru Perlu Kembangkan Critical Thinking untuk Tingkatkan Daya Saing Siswa - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 15 Oktober 2022

Guru Perlu Kembangkan Critical Thinking untuk Tingkatkan Daya Saing Siswa


Jakarta
, Anetry.Net
Keterampilan critical thinking perlu diperkenalkan dan dikembangkan dalam Kurikulum Merdeka. 

 

Critical thinking atau berpikir kritis perlu dibangun sedini mungkin karena kompetensi ini membantu dan meningkatkan daya saing siswa di masa depan.

 

"Berpikir kritis dan rasa ingin tahu menuntun mereka untuk terus memilah berbagai informasi yang tersedia dan memprosesnya dengan baik, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dan berperan penting dalam kesuksesan akademik” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza, Jumat (14/10).

 

Nadia menambahkan, membekali siswa dengan keterampilan dasar yang baik seperti numerasi, literasi dan keterampilan berpikir kritis akan membantu mereka mempelajari keterampilan digital dan mencapai karir yang prospektif di masa depan.  Berpikir kritis dapat menumbuhkan ketelitian dan kemampuan menganalisis suatu masalah.

 

Ketelitian dan kemampuan menganalisis akan membiasakan mereka berpikir logis dan rasional.  Sehingga mereka tidak akan mudah mempercayai sebuah informasi sebelum mendapatkan kebenarannya.

 

Selain itu, hal ini juga akan menumbuhkan kemampuan untuk memperkirakan dan mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Kemampuan seperti sangat berkaitan dengan problem solving atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

 

Ia melanjutkan, kemampuan dasar critical thinking yang terbangun dapat mempermudah siswa dalam menyerap ilmu baru dan mengembangkan decision making process yang baik, karena mereka bisa menyikapi keadaan secara kritis. 

 

Critical thinking ini juga menjadi dasar untuk penguasaan literasi digital karena bisa menurunkan risiko penyebaran dan dampak hoaks/misinformasi.

 

Kemampuan literasi digital sangat dipengaruhi dengan kemampuan literasi baca tulis, seperti kemampuan membaca, menulis, mencari dan menganalisis teks tertulis. Nadia menambahkan, salah satu faktor penyebab rendahnya literasi masyarakat Indonesia adalah kurangnya penekanan pada keterampilan berpikir kritis sejak usia dini.

 

Penerapan keterampilan ini dalam kegiatan belajar mengajar perlu melibatkan peran aktif siswa.  Selain itu juga guru karena keterampilan ini membutuhkan pembiasaan dan merupakan salah satu inti dari kegiatan belajar, yaitu mengembangkan rasa ingin tahu, mencari jawaban dan terbuka pada segala kemungkinan yang ada.

 

“Lingkungan sekolah dan kampus perlu mengadopsi hal ini, salah satunya dengan menyediakan sesi diskusi antar siswa atau dengan guru. Para guru juga perlu terbuka dengan masukan dan pertanyaan yang diberikan siswa,” tambahnya.

 

Sementara itu, kurikulum idealnya dapat memfasilitasi perkembangan keterampilan dasar dan transferable bagi siswa, serta bersifat adaptif, mampu menerapkan pembelajaran, baik secara tatap muka maupun jarak jauh, dengan efektif. Pemerintah juga perlu memastikan para guru menguasai keterampilan pedagogi berbasis digital. (medcom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad