Garut, Anetry.Net – Sekretaris Badan Bahasa Kemdikbudristek Hafidz Muksin, menekankan bahwa literasi saat ini tidak hanya dipandang sebagai kegemaran membaca dan menulis.
Ia menyebut, perlu dipahami sebagai kemampuan
berbahasa yang mencakup kegiatan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara yang
dipadukan dengan kemampuan berpikir seperti mengakses, mengeksplorasi,
mengidentifikasi, memproses, memperhitungkan, mempertanyakan, memahami,
menginterpretasi, dan mengevaluasi.
“Literasi membekali
seseorang untuk memiliki kemampuan mengekspresikan, menciptakan, dan
mengomunikasikan seluruh ilmu pengetahuan yang didapat dan dicernanya. (Inilah
yang disebut) Literasi masa kini dalam abad 21 yaitu harus memiliki kemampuan
memahami dan memanfaatkan hasil bacaan dan menulis untuk kecakapan hidup,” ujar
Hafidz, Rapat Koordinasi Pembudayaan Literasi yang berlangsung di Garut, Kamis lalu.
Hafidz
menekankan,
literasi penting untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul di abad ke-21,
yaitu pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Literasi
mendukung perwujudan profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia; kebinekaan global; gotong royong;
kreatif; bernalar kritis; dan mandiri,” pesan Hafidz.
Oleh
karenanya, salah satu upaya untuk memulihkan pembelajaran dan literacy loss adalah melalui
ketersediaan buku bacaan dan modul literasi numerasi. Buku-buku tersebut
diharapkan dapat meningkatkan minat baca mereka dan menjadi buku pendukung
pembelajaran.
Sedang
ketersediaan modul literasi numerasi sangatlah penting, karena dengan modul ini
siswa dan guru akan sangat terbantu dalam memfasilitasi proses belajar
mengajar.
“Menjadi
sangatlah penting untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran,”
tegas Hafidz.
Upaya yang
dilakukan Badan Bahasa melalui program prioritas literasi kebahasaan dan
kesastraan adalah melalui penyediaan buku bacaan untuk tingkat PAUD dan SD.
Pada tahun 2022 telah dicetak 500 judul buku bacaaan sebanyak 12.159.182
eksemplar yang dikirimkan ke 7.609 satuan pendidikan di daerah 3T.
“Penyediaan
buku-buku bacaan yang menarik dan berkualitas dilakukan untuk mengatasi
kehilangan pembelajaran dan kehilangan literasi, ditambah lagi dengan
pendampingan pemanfaatan buku bacaan kepada siswa,” pungkas Hafidz. (sumber:
laman kemdikbudristek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.