Garut, Anetry.Net – Sebanyak dua ruang belajar di SDN Dunguswiru II Limbangan Kabupaten Garut Jawa Barat rusak berat.
Kerusakan ini terjadi di ruang kelas 5
dan 6 dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Berdasarkan informasi
yang didapat, dulu sekolah ini juga memiliki ruang kelas lain yang juga
mengalami kerusakan parah.
Namun, bangunan kelas tersebut kini
telah roboh dan rata dengan tanah. Dari pengamatan di dua ruang kelas yang rusak,
kerusakan yang dialami pada dinding yang telah retak dan berlubang. Kondisi serupa
terjadi pada atap kelas, berlubang, dan nyaris runtuh.
"Rusaknya akibat gempa besar yang
pernah terjadi beberapa tahun lalu. Tahun berapa persisnya saya lupa karena
baru bertugas di sini," kata Kepala SDN Dunguswiru II Leli Sulistia, dilansir dari okezone.com, Senin (26/9).
Leli
menjelaskan bahwa SDN Dunguswiru II Limbangan didirikan sejak tahun 1976. Kerusakan pada ruang kelas membuat aktivitas
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut sempat berlangsung pada tiga unit
ruangan yang tersisa.
Ruang
kelas yang rusak tidak dipakai untuk belajar dengan pertimbangan untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan pada siswa. Karena jumlah ruangan yang terbatas, saat itu para siswa harus bergantian
masuk kelas di jam yang berbeda.
Total
siswa yang bersekolah di SDN Dunguswiru II saat ini tercatat sebanyak 105
murid, dengan rata-rata sekitar 20 anak per kelas. "Ada yang 17 orang, ada juga yang 24
orang per satu kelas," kata Leli.
SDN
Dunguswiru II sendiri pernah mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus dari
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Bantuan tersebut
digunakan untuk membangun Dua ruang kelas baru.
"Kalau
tidak salah antara tahun 2015 atau 2016, sekolah mendapat bantuan dari DAK
Kabupaten Garut untuk membangun dua ruang kelas yang baru," ujarnya.
Adanya
ruangan yang baru ini membuat jumlah kelas menjadi 5 unit. Dengan demikian, siswa yang harus
bergantian menggunakan ruangan hanya dua kelas saja. "Sekarang paling hanya siswa kelas 2 yang kebagian di waktu siang,
gantian dengan siswa kelas 1," ungkapnya.
Menurut
Leli, pihak sekolah telah mengajukan permohonan agar mendapat bantuan perbaikan
kepada pemerintah. Pengajuan tersebut
saat ini telah masuk dan diterima oleh pemerintah daerah.
"Kami
sudah mengajukan bantuan perbaikan untuk dua ruang kelas yang rusak berat,
semoga segera direalisasikan. Laporannya sudah masuk dan telah ada tanggapan,
kemungkinan akhir tahun karena sekarang tinggal nunggu pemeriksaan,"
ucapnya.
(sumber: okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.