Jakarta, Anetry.Net – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyampaikan apresiasi kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementerian yang dipimpinnya.
Nadiem memuji atas kerja keras dan
gotong royong dalam menghadirkan berbagai terobosan dalam beberapa tahun
terakhir. Melalui transformasi teknologi yang dilakukan oleh Kemdikbudristek
dalam waktu singkat, ternyata cukup banyak dampak riil yang bisa dirasakan
secara langsung oleh para warga pendidikan.
Dijelaskannya, lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan
Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara
lebih mandiri dan sesuai kondisi. Kemudian, terbentuknya lebih dari 3.500
komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar
mandiri.
"Ada lebih dari 92 ribu konten
pembelajaran telah diunggah oleh guru untuk menginspirasi sejawatnya. Jadi,
para guru dibantu untuk bisa saling menginspirasi dan mengapresiasi,"
disampaikan Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) di Jakarta, Senin (26/9).
Selain itu, lebih dari 141 ribu sekolah
telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa,
serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan.
"Para guru dan kepala sekolah jadi
lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk
melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan," kata Nadiem.
Tidak hanya itu, tranformasi teknologi
telah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa
melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2.700 mitra industri ke
dalam Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program
Praktisi Mengajar.
"Serta, lebih dari 51 triliun
rupiah potensi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2022 dikelola secara
lebih transparan dan akuntabel transparan dengan dukungan platform seperti
ARKAS, SIPLah, dan TanyaBOS," terang Nadiem.
Transformasi teknologi di sektor
pendidikan ini, dikatakan Nadiem, merupakan upaya Pemerintah dalam mengatasi
krisis pembelajaran yang terjadi dan diperparah oleh pandemi.
"Krisis pembelajaran hanya dapat
diatasi melalui dukungan teknologi dalam sistem pendidikan, mengingat skala dan
urgensinya. Namun, kementerian juga perlu mengubah cara kerja terkait teknologi,"
jelasnya.
Jika semula, teknologi dirancang setelah
program selesai dirancang, maka Kemendikbudristek bersama tim teknologi mulai
bersama dalam proses merancang program dan teknologi pendukungnya.
"Proses rancangan produk teknologi
yang mengedepankan kebutuhan pengguna, berkualitas tinggi, dan mudah digunakan,"
jelas Nadiem.
Menutup paparannya, Nadiem mengatakan bahwa
transformasi teknologi yang dilakukan pemerintah perlu berfokus pada
peningkatan kualitas pembelajaran luring (offline) dalam lingkungan satuan
pendidikan dan membantu pendidik dan kepala sekolah.
"Untuk itu, pendekatan berbasis
pengguna yang dirancang bersama sejak awal dan didukung tim teknologi yang
profesional sangat diperlukan untuk mengembangkan berbagai platform teknologi
gratis untuk masyarakat," ujarnya. (SP/Ilustrasi: disway.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.