Jakarta, Anetry.Net – Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) memberikan catatan kritis merespons pernyataan Mendikbudristek Nadiem Mamkarim di forum PBB.
Seperti diketahui, dalam forum tersebut,
Nadiem mengaku memiliki 400 orang yang tergabung dalam tim bayangan yang
melekat di Kemdikbudristek.
Pernyataan Nadiem tersebut
menyisakan pertanyaan fundamental sekaligus catatan kritis. Dalam laporan
UNESCO mengenai kondisi digitalisasi pendidikan di Indonesia, Kemdikbudristek
membentuk satgas khusus untuk membentuk beragam layanan aplikasi seperti
merdeka mengajar dan kampus merdeka.
"Patut diduga, 400 orang Shadow Team ini adalah satgas tersebut.
Berkaca pada kasus Sambo di institusi kepolisian, penggunaan satgas semacam ini
sangat rentan penyalahgunaan," ungkap Iman Zanatul Haeri, Kepala Bidang
Advokasi P2G dalam keterangan tertulisnya, Jumat kemarin.
"Digaji
oleh APBN atau bagaimana? Jika iya, ini harus disampaikan ke publik dalam
rangka asas akuntabilitas dan transparansi sebab menyangkut uang rakyat.
Andaikata tidak dari APBN lantas sumber gaji mereka darimana. P2G
mendesak BPK merespons ini, harus diperiksa saya rasa dari segi
anggarannya," ungkap Iman.
Sebanyak
400 orang di tim bayangan ini kata disebut merupakan orang-orang kepercayaan
Nadiem.
"Tim
khusus yang dibentuk oleh Mas Menteri dalam rangka menyukseskan program-program
Kemendikbudristek. Namun yang harus diingat, Kemendikbud kan juga punya ribuan
pegawai atau ASN baik yang struktural maupun fungsional," ujarnya.
P2G mempertanyakan, apakah keberadaan
Tim Khusus ini tidak mengganggu atau berpotensi menggeser keberadaan ASN
Kemendikbudristek yang jelas-jelas tugasnya mengabdi di kementerian
tersebut.
"Kami melihat justru keberadaan mereka
akan menggoyahkan birokrasi internal Kemdikbudristek. Sebab jumlahnya tak
sedikit 400 orang," cetus Fauzi Abdillah, Kepala Bidang Diklat dan Peningkatan
Kompetensi Guru P2G.
Fauzi khawatir tim bayangan ini dapat
merusak tatanan birokrasi di internal Kemdikbudristek, sehingga kinerja ASN nya
terganggu, bahkan berpotensi mengalami demotivasi kerja.
"Publik pastinya ingin tahu apa
saja keahlian mereka? Kami pikir, Mas Menteri harus menyampaikan ke publik
nama-nama 400 orang Shadow Team ini, sebagai bentuk transparansi dan
akuntabilitas," tukas Feriyansyah, Kepala Bidang Litbang Pendidikan P2G.
Menurutnya, publik juga patut
bertanya-tanya, apa bentuk produk inovatif yang katanya dikerjakan atau
dihasilkan oleh 400 tim bayangan ini yang bermanfaat bagi puluhan juta guru,
siswa, dosen, mahasiswa, serta stakeholders pendidikan
Indonesia?
"Sebagai guru dan dosen, kami belum
melihat produk inovatif apa? Kenyataannya gaji guru honorer tetap menyedihkan
selama ini. Data hasil Asesmen Nasional 2021 dari Kemdikbud menunjukkan 50
persen siswa kita belum mampu mencapai kompetensi dasar di bidang literasi. 3
dari 4 siswa belum mampu mencapai kompetensi minimum bidang numerasi,"
lanjut Feri.
Katanya lagi, hasil PISA menunjukkan bahwa kemampuan literasi, numerasi, dan sains
anak Indonesia jg masih konsisten rendah di bawah rata-rata negara di
dunia. Sebanyak 193 ribu guru lulus Tes PPPK pada 2021, tapi hingga
sekarang belum kunjung diangkat diberi SK.
Bahkan bagi mereka yang sudah
lulus passing grade, namun
justru tidak ada formasi di daerah, bahkan di antara mereka guru PPPK ini
puluhan ribu yang belum kunjung digaji selama berbulan-bulan. Sementara
itu Indonesia mengalami darurat kekurangan guru sampai sekarang.
Indonesia membutuhkan 1,3 juta guru ASN
di sekolah negeri. Rekrutmen guru PPPK hanya mampu 293 ribu saja. "Apa kira-kira
inovasi sebagai solusi dari Tim Khusus Nadiem untuk menanggulangi ini? Lantas
apa gerangan inovasi yang sudah dihasilkan oleh Shadow Team yang dibanggakan
Mas Nadiem tersebut bagi guru dan siswa?" tutupnya. (sumber: medcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.