Cianjur, Anetry.Net – Setiap tahun, anggaran yang cukup tinggi selalu diseut oleh pemerintah untuk dunia pendidikan.
Ternyata masih menyisakan sejumlah
persoalan di masyarakat. Minimnya fasilitas dan sarana prasarana sekolah
sepertinya masih tak terelakan.
Hal itu terlihat di SDN Karya Sakti
Salmanunggal. Dalam beberapa tahun terakhir, sekolah yang berlokasi di
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terbilang minim fasilitas.
Tak hanya ruang kelas yang kondisinya
rusak, para pelajar di sekolah ini bahkan terpaksa harus belajar di lantai
karena minim bangku. Tentu saja, kondisinya membuat proses belajar mengajar di
sekolah tersebut tidak nyaman. Bahkan, pihak sekolah tak jarang menerapkan
motede belajar secara bergantian di lantai kelas.
Kepada awak media, pihak sekolah mengaku
sarana prasarana sekolah banyak yang rusak karena lama tak digunakan. Seperti
diketahui, selama pandemic Covid-19, pemerintah memutuskan proses belajar
mengajar dilakukan secara daring. Hal ini membuat hamper seluruh siswa belajar
di rumah masing-masing.
"Jadi terbengkalai dan lama tidak
dipakai jadinya banyak yang lapuk dan rusak," ujar salah satu guru SDN
Karya Sakti, Yana Suryana dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/9).
Menurut Yana, tak hanya minim sarana
bangku dan meja belajar, sekolah tempatnya mengabdi minim ruang kelas.
Setidaknya ada tiga ruangan kelas yang rusak.
Bahkan pihak sekolah sempat mengosongkan
ruang kelas tersebut dari kegiatan belajar. Alasannya, bisa mengancam keselamatan
para siswa. Sementara selama ruangan dikosongkan, beberapa siswa belajar
terpaksa belajar di luar, seperti di teras kelas.
"Tapi sekarang terpaksa dipakai
lagi karena kasihan anak-anak kalau belajar di luar, kepanasan," tandas
Yana.
Saat ini, dua lokal atau ruangan yang
kondisinya rusak itu dipakai untuk kegiatan belajar kelas 3 dan 6. Tersisa satu
ruangan yang tetap dikosongkan karena rusak berat. Sehingga ada dua kelas
yang harus berbagi ruangan, yakni kelas 1 dan 2. Sedangkan untuk kelas 5, itu
yang belajar di lantai.
Yana menuturkan, pihak sekolah berulang
kali melaporkan kondisi ini ke dinas terkait. Dinas sempat survei ke lokasi,
namun belum ada tindak lanjutnya hingga sekarang.(sumber: suara.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.