Solo, Anetry.Net – Penyerahan sertifikat Gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada masyarakat di Solo, Jawa Tengah dimeriahkan dengan penampilan tradisi gamelan.
Penampilan Gamelan Kinarya Budaya, Konser Tribute to Rahayu Supanggah, dan Konser Paramagangsa Silang Gaya
Nusantara, memukau masyarakat yang
turut hadir pada kegiatan tersebut.
Khusus pada persembahan konser Tribute
to Rahayu Supanggah atau dalam falsafah Jawa disebut dengan istilah kurmat, adalah bentuk gelaran karya-karya
dari Rahayu Supanggah.
Karya ini digelar kembali sebagai wujud
penghormatan kepada almarhum Rahayu Supanggah atas jasanya memopulerkan gamelan
dan telah melahirkan karya-karya baru dalam kekaryaan gamelan Indonesia di
kancah internasional.
Diketahui, Rahayu Supanggah telah bekerja sama dengan berbagai seniman di dunia
dalam beberapa karya, seperti Mahabarata karya Peter Brooke, King Lear di tahun
1997, I La Galigo karya Robert Wilson di tahun 2003, dan beliau juga menyusun
Purnati yang dimainkan oleh Kronos Quartet.
Duetnya dengan Garin Nugroho telah
melahirkan Opera Jawa di tahun 2006 dan Setan Jawa di tahun 2016 yang bekerja
sama dengan kelompok orkestra beberapa negara, seperti Melbourne Symphony
Orchestra, Metropolitan Festival Orchestra, Singapore Symphony Orchestra,
Netherlands Symphony Orchestra di tahun 2017, Rundfunk Symphony Orchestra
Berlin di tahun 2019.
Hingga akhir hayatnya, Rahayu Supanggah
berhasil mewujudkan dan mewariskan dua impian besarnya yaitu
"International Gamelan Festival" dan gamelan sebagai representative "List Entangibel
Cultural Heritage" UNESCO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.