Tidak semua orang
mampu menyusun kalimat sesuai alur pikiran dan idenya di saat bersamaan.
Bahkan, struktur ide yang ada dalam pikiran begitu rapi, namun saat memulai
aktivitas menuangkannya ke dalam tulisan, kendala muncul dan terhenti begitu
saja.
Mengapa demikian? Di
sinilah persoalan menulis bukan sesuatu yang mudah dan remeh. Butuh pemahaman
dasar dalam mencermati aktivitas literasi yang satu ini.
Dalam diskusi
kepenulisan bersama Nurtrianik, guru sekaligus penulis ini, Kamis (1/9) di Pekalongan, diperoleh
kesimpulan bahwa literasi menulis butuh beberapa keterampilan dasar.
Keterampilan dasar
untuk memulai aktivitas menulis, sebut penulis buku-buku pendidikan itu,
pertama adalah menguasai atau memahami tata bahasa yang baik.
“Butuh pemahaman tata
bahasa sesuai PUEBI. Ini sangat ditekankan kepada penulis yang ingin
menghasilkan karya tulis dengan kualitas baik,” sebutnya.
Pemahaman tata bahasa,
lanjutnya, adalah modal dasar seorang penulis agar dapat memilih kata atau
diksi dengan tepat. “Semua itu ditujukan agar penulis tidak kehilangan kosa
kata dalam menuangkan ide brilliannya,” sambung Nurtrianik.
Kedua, seorang penulis
harus mendalami hal-hal seputar materi tulisan yang ingin dihasilkan. “Misalnya
seorang guru menulis laporan penelitian tindakan, materi utama terkait
penelitian itu dipastikan seputar metode atau media pembelajaran yang digunakan.
Ini benar-benar harus dikuasai,” paparnya.
Ketiga, sebut sosok
yang juga pengelola jurnal ilmiah tingkat nasional itu, modal dasar yang paling
berpengaruh adalah passion.
“Seorang penulis,
pastinya memiliki keinginan dan harapan tentang keberhasilannya menyelesaikan karya
tulis. Ini harus dipupuk hingga karya tulis tersebut benar-benar selesai dan
dapat dinikmati pembaca,” tegas Nurtrianik.
Ketiga poin di atas,
katanya lagi, adalah awal dari sebuah proses yang akan dilalui para penulis
dalam menghasilkan karya tulis.
“Tentu selanjutnya
para penulis akan terus merasakan betapa aktivitas menulis adalah sesuatu yang
menyenangkan. Karena dengan menulis, kita bebas mengemukakan opini dan pandangan
sendiri. Tapi harus diingat, jaga norma budaya yang ada sebagai orang Timur,”
pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.