Pekalongan, Anetry.Net – Ilmuwan menyebut, bintang utama di Tata Surya kita ini, sekarang berusia sekitar 4570 juta tahun dan komposisinya stabil.
Dan berkat basis data yang berisi
sifat-sifat intrinsik ratusan ribu bintang, menjadi hal yang sangat mungkin
bagi para ilmuwan untuk memprediksi akhir hidup Matahari.
Disebutkan, Matahari berisi file konfigurasi yang cukup
stabil dan penggabungan hidrogen menjadi helium. Namun, karena bahan bakar
hidrogen di intinya habis, perubahan dalam proses fusi akan dimulai dan suhu
permukaannya akan turun. Suhu permukaan Matahari adalah sekitar 6000K.
Tim Orlag Crevi, dari Observatorium Côte
d'Azur di Prancis menganalisis semua data Gaia European Space Agency untuk
mendapatkan sampel bintang yang benar-benar murni dengan pengukuran resolusi
tinggi.
Dengan menganalisis semua data yang
tersedia dan menggambar diagram Hertzsprung-Russell (HR), mereka menentukan
bagaimana suhu dan kilau Matahari akan bervariasi saat Matahari makin dewasa.
Gaia European Space Agency (ESA), adalah
sebuah misi penelitian yang memonitor kecerahan dan warna bintang yang terlihat
dari Bumi.
Akhirnya, mereka dapat menentukan bahwa
Matahari akan mencapai masa tua atau akhir kehidupannya. Di saat itu, Matahari
kemudian mendingin dan bertambah besar. Berikutnya, ia menjadi bintang raksasa
merah antara 10-11.000 juta tahun. Setelah itu, ia akan mencapai akhir hidupnya,
menjadi bintang kerdil (katai) putih yang samar.
Ilmuwan mengatakan, untuk saat ini tak
perlu khawatir, karena bintang kita masih berumur sekitar 11.000 juta tahun
lagi. (sumber: detik/Foto: ESA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.