Pekalongan, Anetry.Net – Keberadaan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) di lingkungan sekolah dan madrasah yang berada dalam naungan persyarikatan itu menjadi wajib diselenggarakan.
Perguruan Seni
Beladiri Indonesia Tapak Suci yang merupakan organisasi otonom (ortom) dalam tubuh
Muhammadiyah, bukan sekadar peguruan beladiri pencak silat semata.
Kehadiran TSPM sejak berdirinya pada tahun 1963, merupakan bagian dari dakwah Muhammadiyah di bidang pencak silat.
Tujuannya adalah selain melestarikan budaya negeri sendiri, Tapak
Suci ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan
kemurnian pencak silat sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral, sesuai
dan tidak menyimpang dari ajaran Islam serta bersih dari syirik dan menyesatkan.
Seperti yang
diselenggarakan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Donowangun 01 Kecamatan
Talun Kabupaten Pekalongan sejak beberapa tahun lalu. Tapak Suci dijadikan ekstrakurikuler
bagi siswa.
Madrasah yang berdiri
sejak 26 Maret 1952 tersebut, kini dipimpin oleh Nur Azizah, S.Pd.I. Dan cabang
latihan Tapak Suci di madrasah yang dipimpinnya itu terlihat aktif dalam
latihan dan pembinaan siswa.
“Jumlah yang latihan
rata-rata 40-an siswa. Semuanya masih Siswa Dasar TSPM karena ini baru dibuka
kembali setelah terhenti selama pandemi Covid-19,” demikian keterangan Nur
Azizah kepada media Anetry.Net melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, Senin
(29/8).
Nur Azizah juga
melanjutkan, pelatih cabang TSPM MIM Donowangun 01 Kecamatan Talun, adalah
Muhammad Nur Kholiq yang kini menyandang sabuk biru dengan tanda empat melati berwarna
merah.
“Pelatihnya Kader
Utama TSPM Muhammad Nur Kholiq,” jelasnya lagi.
Secara terpisah, saat
berbincang tentang pelestraian budaya pencak silat dengan Nova Indra, K.Ua (Kader
Utama) TSPM yang juga CEO Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, ia mengapresiasi
terlaksananya latihan Tapak Suci di madrasah Muhammadiyah tersebut.
“Dari dulu Tapak Suci
diterima di semua elemen masyarakat. Jadi bukan hanya di pusat-pusat amal usaha
Muhammadiyah saja. Hal itu disebabkan karena Tapak Suci secara terbuka
memberikan pemahaman bahwa beladiri pencak silat adalah milik kita semua
sebagai anak bangsa,” demikian ujar pria yang juga penulis buku Kurikulum
Pembelajaran Beladiri Pencak Silat itu. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.