Siapa Lagi yang Bisa Jawab Keluhan Guru tentang Kurikulum Merdeka? - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 06 Agustus 2022

Siapa Lagi yang Bisa Jawab Keluhan Guru tentang Kurikulum Merdeka?


Anetry.Net
– Persoalan demi persoalan tentang Kurikulum Merdeka terus bergulir di kalangan guru, dan di saat yang sama Kemdikbudristek juga tetap melakukan monitoring implementasi kurikulum baru tersebut.

 

Salah satu persoalan yang membuat miris ketika didengar dari cerita para guru adalah saat mana mereka yang mengampu kelas menjalankan Kurikulum Merdeka tidak mendapat jawaban atas pertanyaan yang dilempar kepada pemangku kepentingan.

 

“Tolong jelaskan pada kami bagaimana sesungguhnya menjalankan kurikulum ini,” demikian ungkap salah seorang guru yang juga mengemban tugas tambahan sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah dasar.

 

Permintaan dan harapan yang tergambar dari kalimatnya itu, disampaikan pada pertemuan guru yang dihadiri oleh salah seorang penanggungjawab kewilayahan. Kalimat itu tentunya ditujukan kepada sang penanggungjawab kewilayahan karena dialah yang duduk di depan sebagai narasumber pertemuan.

 

Apa dinyana, kalimat yang dilontarkan itu hanya sampai di bunyinya saja. Permintaan tidak terjawab dari sosok yang ada di depan tanpa rasa peduli, seolah tidak mendengar. Alih-alih menjawab, sang narasumber meneruskan pembicaraan hebatnya.

 

Jadilah permintaan itu mengambang di ruang yang digunakan untuk pertemuan. Entah akan dijawab siapa, entah dinding atau para penghuni malam di ruangan itu yang akan mengajaknya bercengkerama.

 

Miris sekali memang. Siapa lagi yang bisa ditanyai tentang kurikulum baru itu oleh para guru? Bila orang-orang yang dengan gaya hebatnya berbicara tentang projek Profil Pelajar Pancasila, tentang mengampu kelas dengan Kurikulum Merdeka, tapi tidak mendengarkan permintaan guru.

 

Atau mereka tidak mengerti sama sekali tentang kurikulum baru itu? Ada-ada saja. Kemana lagi guru akan menyampaikan keluh kesahnya tentang semua persoalan itu? Sementara bila ada pertemuan lain yang membahasa Kurikulum Merdeka, narasumbernya seolah membaca buku saku yang diterbitkan kementerian saja.

 

Oh, inikah dunia pendidikan Indonesia yang katanya bisa memulihkan learning loss akibat pandemi Covid-19 yang mengantam dunia sejak dua tahun silam? Ataukah proyek kurikulum ini akan jadi ‘pandemi’ baru tak berkesudahan bagi dunia pendidikan Indonesia?

 

Sebenarnya, ini adalah masa di mana Indonesia mempersiapkan generasi emasnya di tahun 2045 nanti. Dan menuju masa itu, dengan bonus demografi yang digadang-gadang akan memberi manfat besar bagi negara ini, proyek kurikulum baru tersebut dirasakan menghambat pertumbuhan generasi.

 

Mengapa menghambat? Coba anda pikir, guru saja kebingungan dengan pemahamannya, apalagi peserta didik yang akan mendengarkan celoteh guru di depan kelas. Celoteh dari figur pendidik yang di kepalanya penuh dengan pertanyaan; bagaimana seharusnya menjalankan kurikulum merdeka secara benar.

 

Entah, siapa yang akan menjawab semua pertanyaan mereka para pendidik yang dibebani tanggungjawab tersebut. Atau ini hanya akan menguap begitu saja sama seperti menguapnya Covid-19 yang kian jauh dari negeri ini. (*/ni/ilustrasi: freepik)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad