Pekalongan, Anetry.Net – Guru adalah profesi mulia dengan segala pengorbanannya. Termasuk keharusannya memperkaya diri dengan khazanah pengetahuan dan keterampilan.
Pada Kurikulum Merdeka
yang baru saja dijalankan di negeri ini, setidaknya guru yang mengampu kelas
1, 4, 7, dan 10, mesti memiliki pemikiran lebih luas tentang mengelola kelas
dan pembelajaran.
Untuk itu, mengetahui
dan mendalami hal-hal yang berkaitan dengan metode pembelajaran dan trik
pemberian materi ajar, harus terus dikembangkan guru. Salah satunya adalah
dengan mengenali filsafat pendidikan.
Paulo Freire, seorang sarjana hukum dari Brazil yang mendalami filsafat dan psikologi, melahirkan teori menjadi guru yang mengasyikkan bagi siswa sekaligus
progresif dalam keprofesiannya.
Paulo Freire melontarkan lima gagasan
tentang pendidikan. Kelima gagasan tersebut, saling berkesinambungan satu sama
lain. Dan bila anda seorang guru, tentu patut memahami apa yang menjadi gagasannya.
1.
Jangan Hegemoni
Secara umum, hegemoni bisa diartikan
pengaruh yang mendominasi. Freire melihat pendidikan yang terjadi selama ini
seringkali timpang. Dalam artian, guru selalu mendominasi murid di kelas dalam
proses pembelajaran.
Kalau biasanya guru seolah
dewa yang tahu segalanya, di era sekarang, keterbukaan
informasi semakin terbuka lebar, pengetahuan yang didapat guru dan murid bisa
jadi sama. Untuk itu, guru harus memberikan pengajaran yang lebih menarik dan dengan metode ngobrol, biar nggak monoton dan
membosankan.
2.
Lakukan Pemerdekaan
Konsep ini merupakan gagasan kedua dari
pendidikan kritis ala Paulo Freire, dan
sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Freire melihat selama ini di
mana guru selalu memberikan ilmu ke murid tanpa ada diskusi dua arah,
Freire melihat itu tidak manusiawi, tidak merdeka.
Maka dari itu, pemerdekaan harus dilakukan,
bukan untuk murid saja, tapi juga guru. Semua elemen pendidikan harus merdeka dalam proses pembelajaran. Tidak ada
perbedaan bahwa guru adalah penguasa murid, atau malah murid menjadi tuan dan
guru jadi pelayan. Tidak.
3.
Dorong Penyadaran
Setiap insan, guru dan murid harus
sadar. Begitu seruan dari Paulo Freire. Guru mesti sadar, bahwa manusia
memiliki batas dan kemampuan yang berbeda. Jadi, ia harus memberi treatment yang
berbeda, jika ingin murid-muridnya berkembang. Begitu juga dengan murid, mereka
harus sadar, bahwa mereka memiliki hak bertanya dan bersuara.
4.
Ciptakan Dialog
Setelah semua tersadar, guru dan murid
wajib melakukan dialog. Ini penting, karena untuk membawa nuansa yang seimbang. Bila keduanya berdialog,
saling menghormati dan menghargai akan tercipta, tanpa ada paksaan. Dan murid bisa
mengembangkan diri sepenuhnya.
5.
Ajarkan Pemecahan Masalah
Nah, kalau ini memang
membutuhkan kepiawaian guru di tahap lanjut. Guru harus memiliki kemampuan problem
solving. Dengan konsep ini, memungkinkan murid untuk mengembangkan nalar berpikirnya.
Selain itu, juga bisa meningkatkan skill komunikasi
dalam menyampaikan sebuah pengetahuan atau informasi yang didapatkan. Yang
terpenting sih, kemampuan analisis dan mengambil keputusan yang tepat dalam
sebuah permasalahan, akan semakin terasah oleh murid.
Bagaimana bapak/ibu
guru? Ternyata lebih mudah menjalankan profesi bila segudang pengetahuan
melekat dalam diri. Maka dari itu, mari kembangkan diri lebih luas, lebih
terampil. (*/ni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.