Kendari, Anetry.Net – Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (KBST) melestarikan Sastra Lisan Tambi di Desa Lipu, Kadatua, Buton Selatan.
Lewat acara yang bertajuk Pentas
Revitalisasi Sastra Lisan Tambi yang diselenggarakan pekan lalu, diharapkan seluruh lapisan
masyarakat bisa menikmati dan bersama-sama menjiwai semangat pelestarian sastra.
Bupati Buton Selatan yang diwakili oleh
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan, La Ode Haerudin saat membuka
acara menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dan mewujudkan kegiatan ini, khususnya kepada Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi
Tenggara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).
Pemkab Busel pun terus berupaya
melestarikan kearifan lokal, termasuk tradisi tambi, agar
lantunan tambi tidak hilang
atau punah. “Semoga dengan langkah ini pula kita dapat menghadirkan generasi
baru dari penutur bahasa dan sastra daerah di Buton Selatan,” ucap La Ode.
Pemkab Busel berkomitmen untuk terus
mendukung dan mendorong kegiatan-kegiatan yang berfokus pada pengembangan dan
pembinaan budaya, mulai dari tingkat lurah atau desa sampai ke tingkat
nasional.
“Selain itu, saya berharap agar Badan
Bahasa melakukan kajian bahasa dan sastra yang ada di Buton Selatan sehingga
dapat diketahui arti dan pesan-pesan yang disampaikan oleh para leluhur dan
pendahulu,” lanjutnya.
Selanjutnya, Kepala KBST, Uniawati,
mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat Kabupaten
Buton Selatan, khususnya masyarakat penutur sastra lisan tambi. Ia menyampaikan harapan agar pementasan ini bukanlah akhir,
melainkan sebagai awal pelestarian budaya di wilayan Buton Selatan, khususnya
di Kadatua.
“Kegiatan ini dapat dijadikan
percontohan sebagai salah satu bentuk pelestarian bahasa dan sastra daerah di
Kadatua bagi sekolah maupun komunitas,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Kapusbanglin) Bahasa dan
Sastra, Imam Budi Utomo mengatakan berdasarkan hasil pemetaan bahasa ditemukan
fakta bahwa ada 718 bahasa daerah di seluruh Indonesia. Namun, tidak semua
kondisinya aman.
“Dari hasil kajian vitalitas kami, tidak
semua kondisinya aman. Akan tetapi, ada kondisinya yang mengalami kemunduran,
mengalami kepunahan, kritis, hampir punah, dan bahkan terdapat 11 bahasa yang
punah,” jelasnya.
Untuk diketahui, Tambi merupakan salah satu jenis syair yang dikenal oleh masyarakat Buton
sejak Islam masuk ke wilayah ini. Tambi
dilantunkan pada bulan Ramadan dan berisi nasihat agar berbuat kebaikan,
menjaga diri, menjaga lingkungan sekitar dan menghargai alam semesta sebagai
ciptaan Tuhan.
Proses revitalisasi sastra lisan tambi tidak dilakukan hanya dalam sehari semalam. Melainkan telah
dilakukan selama beberapa bulan sebelumnya dengan melatih generasi muda sebagai
penerus budaya tambi agar
mereka dapat menguasai dan mengerti esensi lantunan tambi. Tujuannya adalah untuk menanamkan semangat generasi muda
untuk terus melanjutkan tradisi sehingga sastra lisan tambi dapat
terus lestari di Kadatua, Buton Selatan.
Dalam kesempatan ini, Pemkab Busel
melalui Kadis Kebudayaan Kab. Buton Selatan, La Makiki, memberikan penghargaan
kepada Kepala KBST atas dukungan pelestarian bahasa daerah di Buton selatan.
Sebaliknya, Badan Bahasa pun memberikan piagam penghargaan kepada Pemkab Busel
atas dukungannya dalam menyukseskan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi
Bahasa Daerah. (sumber: laman kemdikbud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.