Jakarta, Anetry.Net – Saat ini, dalam pemulihan pembelajaran pascapandemi, Kemdikbudristek gunakan teknologi sebagai upaya memulihkan pendidikan lebih cepat dan bangkit lebih kuat, bahkan diharapkan dapat membuat lompatan kemajuan.
“Terobosan teknologi telah kita lakukan
di berbagai bidang mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
pendidikan tinggi, hingga vokasi. Kita bergerak bagaimana teknologi bisa
menjadi solusi untuk akses kualitas, pemerataan, dan lompatan kemajuan
pendidikan di seluruh Indonesia,” disampaikan Dirjen GTK Iwan Syahril.
Ungkapan itu
disampaikan Iwan dalam acara puncak peringatan Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-27 yang digelar secara hibrida
(daring dan luring) di kantor Kemdikbudristek, Jakarta, Rabu (10/8) lalu.
Sebelumnya, perubahan teknologi dalam
pembelajaran sulit diterima. Akan tetapi, menurut Iwan, dengan ketangguhan
tenaga pendidik Indonesia yang bergerak melibatkan hati untuk berpartisipasi
maka penggunaan teknologi dapat diterima.
“Kalau dulu guru-guru sangat sulit
mendapatkan pelatihan-pelatihan karena batasan jarak dan biaya. Sekarang dengan
teknologi para guru bergerak mengakselerasi transformasi pendidikan melalui
teknologi pada platform Merdeka Mengajar. Ini jauh efisien biaya dan lebih
simpel karena guru hanya membuka aplikasi di gawainya untuk mendapatkan modul-modul
program prioritas Kemdikbudristek,” imbuh Iwan.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengajak para kepala sekolah
untuk membuat Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK).
“Kami menantang kepala sekolah untuk
memanfaatkan teknologi sehingga mereka juga akan mengajak sekolah lainnya untuk
bergerak menggunakan dan mengembangkan teknologi,” ujarnya.
Saat menutup diskusi, Iwan Syahril mengajak pelaku pendidikan agar berkolaborasi
dan gotong royong dalam memberdayakan teknologi.
“Teknologi bisa menjadi solusi untuk
memudahkan administrasi sehingga saat di sekolah guru bisa lebih fokus pada
pembelajaran siswa, bisa meningkatkan kompetensi para guru melalui platform
Merdeka Mengajar, serta bisa memberi masukan strategis untuk perbaikan yang
berkelanjutan,” jelasnya. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.