Para pejuang di masa penjajahan,
termasuk perempuan yang turut memanggul senjata berperang melawan penjajah,
ikut berpikir bagaimana mencerdaskan generasi bangsa dengan mendirikan sekolah.
Lalu, siapakah tokoh pejuang kemerdekaan
bergender perempuan yang mendirikan sekolah?
Raden Dewi Sartika
Ia adalah pahlawan nasional yang berjasa dalam
mendirikan sekolah perempuan pertama di Indonesia.
Awalnya
ia terdorong oleh situasi sosial budaya di sekitarnya. Ia melihat bahwa ada penindasan terhadap kaum wanita di sekelilingnya.
Oleh
karena itu, pada tahun 1902, ia kemudian secara mandiri menghadap dan meminta
izin kepada Bupati Bandung Martanegara untuk mendirikan sekolah bagi remaja
perempuan.
Gagasan
tersebut secara mengejutkan diterima oleh Bupati. Bukan hanya itu, Bupati
bahkan mempersilakan Dewi Sartika untuk menggunakan Pendopo Kabupaten Bandung.
Proses
tersebut berjalan secara lancar hingga pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika
mendirikan Sakola Kautamaan Istri. Sekolah ini
didirikan dengan tujuan untuk menegakkan hak pendidikan yang seimbang antara
laki-laki dan wanita. Pada 1966, Dewi Sartika ditetapkan
sebagai pahlawan nasional.
Rohana
Kudus
Selain
berjuang memanggul senjata menghadapi penjajah, Rohana Kudus merupakan tokoh
wartawan perempuan pertama Indonesia. Melalui
tulisan-tulisannya, ia menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.
Bukan
hanya itu, ia juga merupakan sosok di balik terbitnya surat kabar khusus untuk
perempuan, Soenting Melajoe. Kontribusi Ruhana
di dunia pers juga tercatat pada lahirnya surat kabar P Perempoean Bergerak di
Medan dan surat kabar Radio di Padang.
Pada
1911, Rohana mendirikan mendirikan Sekolah
Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang, Sumatera Barat.
Di
sekolah yang dikhususkan bagi perempuan ini, para siswa diajarkan baca tulis,
ilmu agama, budi pekerti, bahasa Belanda, serta mengelola keuangan. Rohana Kudus ditetapkan sebagai pahlawan
nasional pada 2019. (*/SUmber foto: wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.