Jakarta, Anetry.Net – Organisasi Poros Pelajar kecewa atas pola pemerintah dalam merancang RUU Sisdiknas. Sebab, pembahasan RUU itu dinilai minim melibatkan publik terlebih pelajar yang terdampak langsung.
"Kami tidak pernah diundang
membahas RUU ini. Saya sendiri melihat tak ada pelibatan pelajar itu sendiri.
Padahal kan pelajar merupakan target dari RUU ini. Pelajar itu hanya dilihat
objek belaka, objek pendidikan, ini keliru bagi kami," kata Ketua Poros
Pelajar, Rafani Tuahuns, dikutip dari konferensi pers daring, Senin (29/8).
Rafani menuturkan pelajar merupakan
subjek dari segala bentuk kebijakan pendidikan. Termasuk, keberadaan RUU
Sisdiknas. "Karena dia (pelajar) yang mengalami, dia yang harus
kemudian mampu menjalankan proses pendidikan itu karena dia yang akan menjadi
pemimpin di masa depan," tutur dia.
Ia pun turut mengkritisi sejumlah pasal dalam RUU Sisdiknas. Salah
satunya, tidak ada hak-hak pelajar.
"Hanya hak warga negara, hak orang
tua, hak pemerintah. Padahal di UU sebelumnya itu masih ada hak peserta didik.
Ini problem. Kemudian di RUU yang baru ini mengkerdilkan makna pendidikan. Kan
pendidikan tidak hanya bicara sekolah juga bicara luar sekolah," papar
dia.
Rafani menyebut yang juga paling krusial
ialah ada paradigma yang secara tak langsung mengarahkan pendidikan ke dalam
bentuk liberalisasi. Dia mengatakan pendidikan tidak boleh menjadi komuditas
yang diperdagangkan.
"Ini sangat bahaya. Kami tidak
menginginkan pendidikan di negara ini diatur oleh satu sistem yang liberal,
satu sistem yang sangat kapalistik. Yang menurut kami, cita-cita para founding
father sudah sangat mulia mencerdaskan kehidupan bangsa, makna itu tida bisa
digantikan oleh hal-hal yang berbau privatisasi dan liberalisasi," sebut
dia.
Dia mengatakan poros pelajar akan
konsisten mengawal RUU Sisdiknas. Pihaknya siap menggelar unjuk rasa bila tak
ada perubahan dalam RUU Sisdiknas.
"Insyallah kita akan turun aksi di
hari Rabu (31 Agustus 2022) menolak RUU ini dan dengan tegas perlu ada
perbaikan terlebih dahulu sebelum disahkan. Kalau tidak, kita akan kepung
Senayan, kita kepung Istana," ujar dia. (sumber: medcomid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.