Guru Potong Rambut Siswa Hingga Demam dan Trauma, Ini Kata Psikolog - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Rabu, 10 Agustus 2022

Guru Potong Rambut Siswa Hingga Demam dan Trauma, Ini Kata Psikolog


Jakarta, Anetry.Net
– Viral di media sosial video yang memperlihatkan anak sekolah dasar (SD) dengan potongan rambut berantakan, setelah dipotong guru di sekolah.

 

Anak tersebut juga disebut mengalami trauma. Dalam video yang diunggah sang ibu di akun TikTok @reva.juliany pada Minggu (7/8), menunjukkan anak yang disebut telah mengalami demam dan trauma lantaran rambutnya dipotong oleh guru di sekolah.

 

Mengutip postingan itu, pengunggah video tersebut menceritakan, anaknya baru masuk sekolah dasar selama delapan hari. Pada Rabu (3/8), anaknya yang biasa pulang pukul 15.00 tiba-tiba kembali lebih awal, tepatnya pada pukul 12.30.

 

Tetapi, anak tersebut pulang dalam kondisi sakit dengan rambut yang dipotong berantakan. "Anak pulang dalam keadaan demam. Saya tanya 'Adek kenapa udah pulang', katanya 'Adek sakit mama'. Udah gitu saya lihat rambutnya udah berantakan," kata sang ibu.

 

Ia lalu bertanya mengapa rambutnya terlihat berantakan, si anak menjawab bahwa rambutnya telah dipotong oleh gurunya di sekolah. "Terus anak demam selama 3 hari. Sekarang udah mendingan, dan udah dapat sekolah," ujarnya.

 

Menanggapi kasus video viral rambut anak SD dipotong guru, Psikolog Anak dan Keluarga Astrid WEN, M. Psi, mengatakan bahwa perlu ada komunikasi antara sekolah dengan orangtua terkait dengan tindakan yang akan diambil kepada murid.

 

"Perlu ada consent, enggak bisa sembarangan kita melakukan perbuatan tanpa ada peringatan atau informasi. Kalau seperti ini kan sebenarnya bisa accident atau kekerasan yang mungkin enggak disadari oleh pihak sekolah," ungkap Astrid sebagaimana diberitakan Kompas.com, Selasa (9/8) kemarin.

 

Dia menambahkan, baik di sekolah negeri maupun swasta perlu ada pengayaan kembali kepada guru-guru untuk tidak mengulangi aksi serupa. Selain itu, harus ada solusi berkenaan dengan peraturan untuk menata rambut anak-anak di sekolah.

 

"Kalau saya lebih melihatnya iya, sebagai suatu kekerasan karena enggak ada consent, penyalahgunaan kekuasaan dan enggak ada komunikasi," imbuhnya.

 

Anak, lanjut Astrid, berisiko merasa dipermalukan di hadapan teman-temannya di sekolah. Maka, ia menilai tindakan memotong rambut murid secara sembarangan seharusnya tidak lagi dilakukan oleh guru di sekolah. (Sumber: kompascom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad