Jakarta, Anetry.Net – Viral di media sosial video yang memperlihatkan anak sekolah dasar (SD) dengan potongan rambut berantakan, setelah dipotong guru di sekolah.
Anak tersebut
juga disebut mengalami trauma. Dalam video yang diunggah sang ibu di akun
TikTok @reva.juliany pada Minggu (7/8), menunjukkan anak yang disebut telah
mengalami demam dan trauma lantaran rambutnya dipotong oleh guru di sekolah.
Mengutip
postingan itu, pengunggah video tersebut menceritakan, anaknya baru masuk
sekolah dasar selama delapan hari. Pada Rabu (3/8), anaknya yang biasa pulang
pukul 15.00 tiba-tiba kembali lebih awal, tepatnya pada pukul 12.30.
Tetapi, anak
tersebut pulang dalam kondisi sakit dengan rambut yang dipotong berantakan.
"Anak pulang dalam keadaan demam. Saya tanya 'Adek kenapa udah pulang',
katanya 'Adek sakit mama'. Udah gitu saya lihat rambutnya udah
berantakan," kata sang ibu.
Ia lalu
bertanya mengapa rambutnya terlihat berantakan, si anak menjawab bahwa
rambutnya telah dipotong oleh gurunya di sekolah. "Terus anak demam selama
3 hari. Sekarang udah mendingan, dan udah dapat sekolah," ujarnya.
Menanggapi
kasus video viral rambut anak SD dipotong guru, Psikolog Anak dan Keluarga
Astrid WEN, M. Psi, mengatakan bahwa perlu ada komunikasi antara sekolah dengan
orangtua terkait dengan tindakan yang akan diambil kepada murid.
"Perlu ada
consent, enggak bisa sembarangan kita melakukan perbuatan tanpa ada
peringatan atau informasi. Kalau seperti ini kan sebenarnya bisa accident atau
kekerasan yang mungkin enggak disadari oleh pihak sekolah," ungkap Astrid sebagaimana diberitakan Kompas.com, Selasa (9/8) kemarin.
Dia menambahkan,
baik di sekolah negeri maupun swasta perlu ada pengayaan kembali kepada
guru-guru untuk tidak mengulangi aksi serupa. Selain itu, harus ada solusi
berkenaan dengan peraturan untuk menata rambut anak-anak di sekolah.
"Kalau
saya lebih melihatnya iya, sebagai suatu kekerasan karena enggak ada consent,
penyalahgunaan kekuasaan dan enggak
ada komunikasi," imbuhnya.
Anak, lanjut
Astrid, berisiko merasa dipermalukan di hadapan teman-temannya di sekolah.
Maka, ia menilai tindakan memotong rambut murid secara sembarangan seharusnya
tidak lagi dilakukan oleh guru di sekolah. (Sumber: kompascom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.