Pekalongan, Anetry.Net – Peningkatan kualitas pendidikan melalui ruang digital kian masif di tengah-tengah sistem pembelajaran.
Penggunaan
media belajar melalui ketersediaan website, maupun media informasi berupa
jaringan media yang dimiliki guru, turut meramaikan giatnya Gerakan Literasi
Digital Nasional (GLDN).
Namun,
beberapa media atau website yang dimiliki oleh para pendidik di tanah air
terlihat tidak berkembang sama sekali. Bahkan ada yang tidak enak dilihat mata
pengguna karena desain dan tampilannya yang kurang memadai sebagai media.
Mencermati
hal itu, Nova Indra, CEO Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(P3SDM) Melati mengatakan, guru yang melek ruang digital khususnya untuk
pengelolaan media informasi masih berada di bawah standar.
“Sebenarnya
ada beberapa masalah yang perlu disikapi para guru secara arif dan terbuka.
Pertama, kurangnya keterampilan terkait persoalan media informasi. Padahal ini
sangat penting di tengah GLDN yang sedang giat-giatnya dilakukan pemerintah,”
ujarnya.
Kedua,
lanjut Nova, kemauan belajar yang masih minim. “Seolah guru adalah sosok yang
tidak lagi perlu belajar, menjadikannya mandeg
dalam peningkatan kualitas. Prinsip ini bila masih ada dalam diri setiap guru,
pastinya tidak akan pernah berhasil mengembangkan diri di ruang-ruang digital.”
Ketiga,
sambungnya, menganggap remeh urusan teknologi digital. “Dalam keseharian kami
membimbing guru, banyak yang menganggap bahwa teknologi digital seolah tidak
berkaitan langsung dengan keprofesian guru. Ini salah kaprah.”
Menurut
pria yang juga penulis dan pemilik media informasi pendidikan itu, sudah
saatnya guru membuka diri dengan beragam keterampilan, termasuk bidang
teknologi digital.
“Kita
bisa lihat, berapa persen guru yang memiliki blog untuk memuat bahan ajar yang
bisa diakses siswa. Banyak tersedia layanan blog gratisan yang dapat dimanfaatkan,
tapi ya itu tadi, tergantung pribadi gurunya sendiri mau apa tidak berkembang,”
paparnya.
Mengenai
media informasi yang dimiliki oleh guru, Nova berpendapat, mengelola media informasi
pendidikan itu gampang gampang susah.
“Gampang
sih, asal sudah memiliki keterampilan dan tidak berpuas diri dengan
keterampilan dasar saja. Dan susahnya, semua itu berkaitan dengan perundang-undangan
yang ada,” jelasnya.
Kalau
sudah berkaitan dengan media informasi, jelasnya, apapun bentuknya akan diikat
oleh berbagai peraturan. “Termasuk aturan tentang kejurnalistikan, kode etik
pers, dan perundangan lainnya. Jadi ga
asal memiliki media saja. Jangan bangga ketika memiliki media namun keterampilan
diri sangat kurang, beresiko,” tegasnya.
Kini,
lanjut Nova, melalui lembaga yang dikelolanya ia memberikan penawaran bimbingan
kepada para pendidik terkait pengelolaan media informasi pendidikan baik media
pribadi maupun media sekolah.
“Silahkan
ikuti program-program kami. Bagi kami di P3SDM Melati yang juga diisi oleh
tenaga-tenaga guru terampil, peningkatan kualitas guru di manapun berada adalah
sebuah tantangan,” pungkasnya. (*/Ilustrasi: markdesign)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.