Jakarta, Anetry.Net – Kemdikbudristek lakukan kerjsama pendidikan literasi media sosial bersama Twitter.
Penandatanganan nota kesepahaman program pendidikan literasi media sosial bagi
pelajar dan tenaga kependidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu, dilakukan untuk lima
tahun ke depan hingga 2027.
Program ini akan fokus pada keterampilan literasi media generasi muda
untuk membantu warga sekolah berpikir dan menganalisis secara kritis berbagai
konten dan informasi daring yang ditemukan, sesuai dengan pedoman dalam
melakukan aktivitas di media sosial.
Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek
Suharti mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020 dalam
empat tahun terakhir, persentase siswa berusia 5–24 tahun di Indonesia yang
memiliki akses internet meningkat tajam dari 33,98% menjadi 59,3%.
Lebih dari seperempat pengguna internet
(25,5%) adalah anak-anak dan remaja. Untuk mewujudkan penggunaan media sosial
yang bijak, kemitraan dengan pemangku kepentingan diperlukan dalam upaya
pendidikan literasi media berskala nasional yang berkelanjutan bagi pengguna
pemula media sosial.
“Meskipun literasi digital di Indonesia
sudah baik, kami menyadari bahwa ruang daring berkembang sangat cepat dan upaya
kami tidak berhenti di situ. Upaya kami untuk membangun lingkungan digital yang
aman dan mempertahankan nilai-nilai ‘Profil Pelajar Pancasila’ terus
berlanjut,” ungkap Suharti.
Suharti menyampaikan
itu saat penandatangan nota kesepahaman di SDN Muara
Kapuk 03, Jakarta pada Selasa (23/8), yang disaksikan Mendikbudristek Nadiem
Anwar Makarim.
Suharti mengatakan program ini nantinya
akan disertai dengan beragam kampanye dan aktivitas interaktif. “Kami senang
dapat berkolaborasi dengan mitra terpercaya seperti Twitter dalam upaya
berkelanjutan kami untuk menyusun program literasi digital yang tepat guna bagi
pelajar dan tenaga pengajar SMP di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Publik
Pemerintah dan Filantropi Asia Tenggara Twitter, Monrawee Ampolpittayanant,
menjelaskan sejak 24 Juni 2021 Twitter telah mendukung aktivitas perencanaan
dan kreasi konten Kemdikbudristek terkait pedoman penggunaan media sosial dan
manajemen komunikasi publik dalam bidang pendidikan.
Hal itu dilakukan
pihak Twitter melalui pemanfaatan berbagai fitur
terbarunya.
Bersama Kemdikbudristek, Twitter telah menjalankan berbagai upaya dalam
menciptakan sumber daya dan program latihan untuk membantu meningkatkan
literasi digital pelajar SMP di Indonesia.
Upaya tersebut meliputi pembelajaran
tentang cara menggunakan fitur-fitur Twitter yang relevan untuk mengatasi
perundungan di ranah digital serta mempromosikan kesadaran terhadap kesehatan
mental, kekerasan berbasis gender secara daring, etiket atau tata cara
penggunaan media sosial dan cara mengevaluasi informasi daring untuk mendukung
literasi pelajar.
“Banyak orang Indonesia datang ke
Twitter untuk mencari dan berbagi informasi, serta berdiskusi tentang berbagai
hal sesuai dengan minat dan ketertarikan mereka. Kami berharap kemitraan
literasi digital selama lima tahun dengan Kemendikbudristek ini akan membawa
dampak nyata bagi pelajar SMP di Indonesia dengan membantu mereka menavigasi
ranah media sosial yang semakin kompleks serta terus memperoleh informasi yang
cukup agar dapat tetap melakukan aktivitas daring secara aman,” ujar Monrawee
Ampolpittayanant.
Ke depan, program kemitraan lima tahun
ini akan memperkuat komitmen jangka panjang Kemendikbudristek dan Twitter dalam
menciptakan lingkungan digital yang bebas dari perundungan daring, kekerasan
berbasis gender, dan radikalisme.
Berfokus pada lingkungan sekolah, program ini akan membantu pengguna
pemula media sosial, yang merupakan pelajar SMP, untuk menavigasi ranah daring
yang semakin kompleks.
Melalui program ini, pelajar SMP
diharapkan dapat berpartisipasi dalam percakapan publik secara aman dengan
merujuk pada kurikulum serta panduan media sosial yang telah disesuaikan untuk
meningkatkan akses terhadap pengetahuan literasi media sosial dan informasi.
“Dengan adanya kerja sama ini kita ingin
membangun program literasi digital berkelanjutan yang mampu mengurangi
kesenjangan pengetahuan serta mengatasi tantangan dan masalah yang berkembang
cepat di ranah teknologi,” pungkas Suharti. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.