Digital Culture untuk Guru dan Peserta Didik Madrasah - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 06 Agustus 2022

Digital Culture untuk Guru dan Peserta Didik Madrasah


Jakarta, Anetry.Net
– Guru dan peserta didik madrasah harus mampu beradaptasi dengan zaman melalui komputasional thinking.

 

Untuk itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pihaknya akan menyiapkan digital culture.

 

"Maka kita mempersiapkan digital culture melalui komputasional thinking dan berbagai atributnya agar peserta didik hadir, tidak sekedar menjadi penonton dari sebuah perkembangan kehidupan dan peradaban,” ujar Ramdhani.

 

Katanya lagi, mereka tidak berada pada pojok-pojok peradaban. Mereka tidak berada pada sudut-sudut kemajuan. “Tetapi mereka harus menjadi pelaku utama," ujarnya.

 

Hal itu disampaikan Dhani saat menjadi narasumber pada talkshow bertajuk “Kecakapan Berpikir Komputasional Menyongsong Madrasah Melek Digital” di Panggung Utama Islamic Book Fair 2022, Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis malam lalu.

 

Menurut Dhani, adaptasi adalah kata kunci yang kemudian kami pegang sebagai salah satu proses untuk menciptakan madrasah yang unggul dan kompetitif.

 

"Salah satunya adalah ketika mencoba dan menerapkan literasi digital sebagai salah satu kompetensi inti dari peserta didik kita. Mereka adalah insan-insan yang beribukan waktu dan berayahkan zaman, mereka mampu menari bersama zaman untuk kemudian menarikan zaman," sambungnya.

 

Ia mengaku, Ditjen Pendis sudah sejak lama mempersiapkan literasi digital, hanya saja baru dilauching dua tahun lalu.

 

"Tentu saja dipersiapkan sejak lama tetapi launchingnya itu baru sekitar dua tahun yang lalu ketika kita menggalakkan komputasional thinking sebagai salah satu program unggulan di Ditjen Pendis untuk menyertai kompetensi siswa-siswa madrasah kita," jelasnya.

 

Dhani menyebutkan, aksentuasi madrasah adalah sekolah dengan ciri khas keagamaan untuk melengkapi keagamaan dengan lima pelajaran khususnya, sehingga Ditjen Pendis mencoba mengantarkan mereka melalui pemahaman pengetahuan yang memadai dan mumpuni dalam kehidupannya. 

 

"Di satu sisi mereka menguasai teknologi tetapi mereka pun harus dan wajib kokoh di bidang keagamaan," tandasnya. (sumber: kemenag)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad