Resa Boenard, Sosok Pembangun Jembatan Ilmu di Bantar Gebang - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Minggu, 03 Juli 2022

Resa Boenard, Sosok Pembangun Jembatan Ilmu di Bantar Gebang


Jakarta, Anetry.Net
Kisah mereka yang hidup di gunungan sampah Bantar Gebang sering membuat hati miris. Terutama mereka yang masih anak-anak, kadang harus terlantar pendidikannya.

 

Pemandangan dan bau tak sedap adalah fakta yang harus dihadapi sepanjang waktu oleh warga sekitar kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu  (TPSP) Bantar Gebang itu.

 

Melansir perjalanan jurnalis dari detikcom ke lokasi menemui sosok yang dikenal sebagai pemerhati pendidikan anak-anak terlantar di sana, tim Sosok dari media tersebut bertemu dengan dengan Resa Boenard.

 

Resa adalah pendiri Kingdom of BGBJ 18 tahun lalu. Ia menceritakan "masa kecilku seperti anak-anak lainnya. Hanya saja, aku lahir di tempat pembuangan sampah.”

 

“Tapi aku tidak putus harapan, aku percaya diri. Malah tersenyum pada semua orang,” sebutnya menceritakan kehidupannya di tengah lautan sampah yang diwarnai beragam perundungan.

 

Tinggal di pembuangan sampah yang setiap saat selalu berhadapan dengan kerasnya dunia itu, Resa tumbuh dan mulai paham bahwa anak-anak di seputarnya kurang pendidikan.

 

Lalu pada tahun 2004 ia mendirikan sanggar tempat belajar anak-anak di sekitarnya. Nama sanggar itu adalah Sanggar Bantar Gebang atau Sanggar Satu untuk Semua. Itulah sanggar yang 11 tahun kemudian berubah nama menjadi Kingdom od Bantar Gebang Biji (BGBJ).

 

Resa menceritakan kepada tim DetikCom, kelompok belajar di BGBJ terdiri dari kelas calistung, bahasa Inggris, kelas motivasi, musik, dan workshop recycle. Kelas motivasi menjadi program utama Resa. Alasannya, banyak anak-anak Bantar Gebang yang tidak percaya diri dengan latar belakang mereka.

 

"Segitu beratnya label anak-anak Bantar Gebang membuat anak-anak ini merasa mereka itu nggak punya arti apa-apa karena mereka 'anak sampah'," tuturnya.

 

Usaha Resa tak sia-sia. Ia melihat sendiri bagaimana anak-anak didiknya memupuk kepercayaan diri lewat berbagai program di BGBJ.

 

"Sekarang perubahannya aku lihat anak-anak di Bantar Gebang ini di BGBJ mereka mulai percaya diri. Dulu kalau misalnya ada Kongres Anak atau acara apapun itu berhubungan dengan anak-anak, mereka dibawa ke Jakarta atau ke tempat yang lain itu mereka selalu memisahkan diri di pojokan. Minder karena mereka dari Bantar Gebang," jelas Resa.

 

Untuk ikut belajar di sanggar, Resa tak memungut biaya pada anak-anak Bantar Gebang. Ia malah banyak menyalurkan bantuan pokok pada keluarga anak-anak didiknya. Baginya, melihat anak-anak Bantar Gebang termotivasi dan sadar pendidikan sudah menjadi imbalan yang besar.

 

Tetapi, sejak akhir 2021 Resa sedang disibukkan dengan rencana BGBJ untuk pindah lokasi. Mempertahankan BGBJ di Bantar Gebang sudah tak lagi jadi opsi. Sebab, proyek pemerintah sedang akan dikerjakan di atas tanah BGBJ.

 

Kini, Resa sedang fokus menggalang dana untuk membeli lahan yang akan menjadi markas baru BGBJ. Semangatnya semakin menebal. Di masa-masa sulit seperti itu, ia dibantu anak-anak didik BGBJ serta para orang tuanya untuk mengemasi barang-barang BGBJ untuk dibawa ke tempat baru.

 

"Tanah yang baru itu (harganya) 2,4 miliar. Kita harus mencari 1,4 miliar lagi. Jadi sudah punya 1 miliar sekarang. Ya minggu-minggu ini kegiatan kita lebih banyak curhat-curhat sama adik-adik dan juga berdoa," tutur Resa. (sumber: Sosok; Detikcom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad